Page 449 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 449
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan
berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (QS. 2:223)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwasanya jika wanita orang
orang Y ahudi sedang haid, maka mereka tidak mau makan dan tidur bersama.
Kemudian para sahabat Nabi � menanyakan tentang hal itu, maka Allah £
m�nu111nkan firm�-�ya: ,
, ,
,
, , ' f
� 0� � :;.;�'iJ � I � �L.JI I}fou '->� ). J.i �� � �_,u.;J 1
•
_
, ,
,
''Mereka bertanya kepadcimu tentang haid. K a takanlah: 'H a id itu adalah kotoran. '
Oleh sebab itu hendaklah kalian men j auhkan diri dari wanita pada waktu haid.
Dan a nganlah kalian mendekati mereka sehingga mereka suci. Apabila mereka
j
telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepada kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri. '" Kemudian Rasulullah � ber
sabda: "Lakukan apa saja selain berhubungan badan." Maka berita itu sampai
kepada orang-orang Y ahudi, lalu mereka pun berkata: "Orang ini (Muhammad )
tidak meninggalkan satu perkara pun dari urusan kit a kecuali menyelisihinya."
Kemudian datanglah Usaid bin Hudhair dan Ubad bin Basyar, keduanya
berkata: "Y a Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Y ahudi telah mengatakan
begini dan begitu, apakah tidak kita campuri saja?" Maka berubahlah raut
wajah Rasulullah � sehingga kami kira beliau sedang mara kepada keduanya.
Selanjutnya kedua orang itu pergi, lalu datanglah hadiah berupa susu untuk
beliau. Kemudian beliau mengutus utusan kepada keduanya dan memanggilnya
untuk diberikan kepada keduanya. Akhimya keduanya mengetahui a hwa
b
beliau tidak marah kepada mereka.
Demikianlah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Hamad bin
Zaid bin Salamah.
�
Firman-Nya, � �I J. �WI I} fo�.t 1 "Oleh sebab itu hendaklah kalian
� J --
--
j
men a uhkan diri dari wanita pada waktu haid, II yaitu pada kemaluannya. Hal itu
didasarkan pada sabda Rasulullah �:
"Berbuatlah apa saja, kecuali berhubungan badan."
Oleh karena itu banyak atau bahkan mayoritas ulama berpendapat,
bahwasanya dibolehkan menggauli wanita yang sedang haid kecuali pada
kemaluannya.
Abu Dawud meriwayatkan dari Imarah bin Gharab, b a hwa bibinya
pemah memberitahukan kepadanya bahwa ia pemah bertanya kepada Aisyah
radhiallahu 'anha, "Salah seorang dari kami sedang haid. Sementara ia dan
suaminya tidak mempunyai t e mp at tidur kecuali hanya satu saj a . " Maka
Aisyah pun berkata: "Akan kuberitahukan kepadamu tentang apa yang pemah
dilakukan Rasulullah �. Suatu hari beliau memasuki rumah dan langsung
430 Tafsir lbnu Kal

