Page 446 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 446
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka ber
iman. Sesungguhnya wanita budak yang mu 'min lebih baik darip ada wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik ( dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka ber
iman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (p erintah-perintah) kepada manusia supaya mereka mengambil
pela j aran. (QS. 2:221)
Ini adalah pengharaman bagi kaum muslimin untuk menikahi wanita
wanita musyrik, para penyembah berhala. Jika yang dimaksudkan adalah
kaum wanita musyrik secara umum yang mencakup semua wanita, baik dari
kalangan ahlul kitab maupun penyembah berhala, maka Allah Ta'ala telah
mengkhususkan wanita Ahlul Kitab, melalui firman-Nya:
�
��;..( � �,; �� � 0': ��\ lj,) ::r.+i\ ;x ���� � j:.il ;x ���� 1
�
"(Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu, jika kamu telah membayar
mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina
dan tidak pula men j adikannya gundik. " (QS. Al-Maa-idah: 5).
Mengenai firman Allah Ta'ala, � �j; � uG ;:.:1 I� � � 1 "D an
"
janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyri sebelum mereka beriman, Ali bin
Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas: "Dalam hal ini, Allah £ telah
.
mengecualikan wanita-wanita Ahlul Kitab "
Hal senada juga dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id bin Jubair,
Makhul, Hasan al-Bashri, adh-Dhahhak, Zaid bin Aslam, Rabi' bin Anas, dan
.
ulama lainnya.
Ada yang mengatakan: "Bahkan yang dimaksudkan dalam ayat itu
adalah wanita musyrik dari kalangan penyembah berhala, sama sekali bukan
wanita Ahlul Kitab. Dan maknanya berdek.atan dengan pendapa t yang pertama."
W a llahu a 'lam.
Setelah menceritakan ijma' mengenai dibolehkannya menikahi wanita
Ahlul Kitab, Abu Ja'far bin Jarir rahimahullahu mengatakan: "Umar melarang
hal itu (menikahi wanita Ahlul Kitab) agar orang-orang tidak meninggalkan
wanita-wanita muslimah a tau karena sebab lain yang semakna."
Imam Buhkari meriwayatkan, Ibnu Umar mengatakan: "Aku tidak
b
mengetahui syirik yang lebih e sar daripada seorang wanita yang mengaku
'Isa sebagai Rabbnya."
lbnu Katsir juz 2 427

