Page 195 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 195
idseperti pada teks, Bapaknya menghela napas panjang, diam agak lama. Lalu
kembali bertanya, “Apa Alam sudah siap menjadi Ahmadi? (Madasari, 2012, hal.
34)”Pertanyaan bapak sebenarnya ungkapan rasa tidaksetuju atas sikap Maryam
yang bersikukuh ingin menikah dengan Alam. Maryam Lelah, selama ini dirinya
selalu ditekankan menikah dengan sesama orang berkeyakinan Ahmadiyah. Suatu
wujud dari budaya patriarki dalam komunitas Ahmadiyah dengan tujan untuk
memurnikan dan memperkuat kelompok Ahmadiyah. Dalam komunitas initampak
bahwa kaum laki-laki memiliki peran penting dalam membuat keputusan untuk
menentukan nasib perempuan. Hal ini sebagai bentuk perwujudan dari feminisme
radikal. (Fakih, 2013).
Sebelum sampai ke kampung halamannya di Desa Gegerung, Maryam
terlebih dulu menginap di sebuah hotel depan pantai yang tidak jauh dari kampung
halamannya. Di tengah malam yang remang cahaya, Maryam dalam hati yang kalut
pergi menyusuri pantai sebagaimana pada teks ini.
… Maryam berlari ke luar kamar, menyusuri koridor-koridor taman yang
lampunya remang-remang. Melewati gerbang hotel, melewati jalan yang sepi, lalu
semakin kencang berlari ketika kakinya bersentuhan dengan pasir. Ditinggalnya
begitu saja alas kakinya (Madasari, 2012, hlm. 14).
Dalam struktur ego yang tengah menguasainya, di depan deburan ombak
malam sambil berlinang air mata, Maryam mengingat awal kisah dari perjalanan
hidupnya yang berakhir pada keinginan untuk berkumpul kembali pada keluarga
besarnya. Maryam mengingat kembali delapan tahun silam, tak lama setalah dirinya
mendapatkan pekerjaan pada bank ternama di Jakarta. Pada bagian inilah,
pengarang berkisah tentang hidup Maryam dengan menggunakan teknik sorot balik
sebagaiman pada teks berikut ini.
Delapan tahun yang lalu, tak lama setelah Maryam mulai bekerja di bank,
mereka berdua berkenalan dalam sebuah pertemuan. Dua puluh empat tahun
usia Maryam saat itu. Baru pindah ke Jakarta setelah tamat kuliah di
Surabaya (Madasari, 2012, hlm. 15 -16).
Meskipin berlaku secara acak yang dalam penceritaannya pengarang menggunakan
teknik sorot balik yang bersifat bolak-balik.
189