Page 14 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 14

Buana, dan D&R. Ayu juga tercatat sebagai anggota sidang redaksi Kalam, curator

                        Teater Utan Kayu, pendiri dan anggota Aliansi Jurnalis Independen, dan peneliti di
                        Institut Studi Arus Informasi. Oleh karena itu, Ayu jarang menulis karya prosa,

                        namun dia lebih banyak menulis laporan peristiwa (berita), kolom, serta esai untuk

                        majalah dan jurnal. Karya-karya novel yang dihasilkan Ayu di antranya, Saman
                        (1998), Larung (2001), Bilangan Fu (2008), Manjali dan Cakrabirawa (2010), dan

                        Lolita  (2012)  .  Kemudian  Ayu  menghasilkan  kumpulan  esai  Si  Parasit  Lajang
                        (2003).  Selanjutnya  Ayu  menghasilkan  biografi  Cerita  Cinta  Enrico  (2012),

                        Soegija  100%  Indonesia  (2012)  (https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/tokoh-

                        detail/3377/ayu-utami).
                             Ayu Utami memang piawai dalam meramu kalimat. Didukung dengan latar

                        pencapainnya,  seperti  dua  buah  cerpennya  yang  berhasil  memenangkan  lomba
                        penulisan humor di majalah Humor, maka tak heran jika Ayu behasil membuat

                        karya  novel  Saman  yang  fenomenal  dan  penuh  kontroversial  sekaligus
                        memenangkan sayembara sastra Dewan Kesenian Jakarta dan penghargaan Prince

                        Claus Award. Ayu juga telah tercatat sebagai sastrawan Angkatan 2000 (Rampan,

                        2000, hal. v - xxi) dari 76 sastrawan yang tertulis dalam buku jilid satu Korie Layun
                        Rampan berjudul Angkatan 2000 Dalam Sastra Indonesia.


                        2. Ani Sekarningsih Pengarang Novel Namaku Teweraut

                             Novel  Namaku  Teweraut  merupakan  karya  Ani  Sekarningsih  yang

                        diterbitkan oleh Yayasan Obor pada tahun 2000. Novel Namaku Teweraut sebagai
                        sebuah novel fiksi terbaik yang terbitannya muncul di awal millennium. Novel yang

                        dikarangnya ini mendapatkan banyak pujian serta penilaian positif dari bebagai
                        kalangan. Namaku Teweraut juga sebagai novel yang dikategorikan sebuah roman

                        antropologi dari tanah Papua dengan mengangkat kisah kehidupan manusia dan

                        kebudayaannya  dalam  ruang  lingkup  rimba  rawa  Asmat.  Novel  ini  menerima
                        penghargaan dari Yayasan Buku Utama pada tahun 2000 sebagai buku fiksi terbaik

                        (http://media.neliti.com).  Novel  ini  mendapatkan  pula  penghargaan  dari  team
                        penilai  naskah  yayasan  Adikarya  IKAPI  dengan  menyatakan  sebagai  novel







                                                                                                      9
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19