Page 12 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 12

BAB 2

                        Para Pengarang dalam Tujuh Karya Novel Terbaik Angkatan 2000




                        Dalam buku ini, tujuh karya novel Angkatan 2000 bermuatan feminisme dipilih
                        sebagai karya novel yang dikategorikan karya sastra kanon (adiluhung), yaitu karya

                        sastra yang memiliki nilai sastra tinggi. Selain itu, karya-karya novel ini merupakan

                        karya sastra sebagai pemenang sayembara sastra yang diselenggarakan oleh Dewan
                        Kesenian  Jakarta,  Kusala  Sastra  Khatulistiwa,  Pusat  Bahasa  Departemen

                        Pendidikan Nasional Indonesia, dan berbagai penghargaan dari team serta institusi
                        lainnya yang bergerak dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra. Adapun tujuh

                        pengarang Angkatan 2000 beserta karya novel terbaik mereka dipaparkan sebagai
                        berikut.


                        1. Ayu Utami Pengarang Novel Saman

                             Novel Saman merupakan karya novel kedua yang ditulis Ayu Utami sebagai
                        fragmen dari novel Laila Tak Mampir di New York, diterbitkan oleh Kepustakaan

                        Populer Gramedia (https://books.google.com/books/about/Saman.html) pada tahun
                        1998.  Novel  ini  menjadi  pemenang  dalam  Sayembara  Novel  Dewan  Kesenian

                        Jakarta  tahun  1998,  dan  mendapatkan  penghargaan  Prince  Clause  Award  dari

                        Kerajaan  Belanda  pada  tahun  2000  (https://id.im.wikipedia.org).  Novel  ini
                        mengalami  penjualan  hingga  5000  eksemplar  selama  kurun  waktu  tiga  tahun

                        (https://koropak.co.id/17257/)
                             Novel  Saman  mengangkat  tentang  persoalan  seksualitas,  agama,  sosial

                        politik, dan persoalan gender. Pada masa kemunculannya, novel Saman mendapat

                        banyak  tanggapan  dari  pembacanya,  termasuk  penilaian-penilaian  kontroversial
                        dari berbagai kalangan. Namun, penyair dan pemikir sastra yang sangat disegani

                        kala itu, Sapardi Djoko Damono melontarkan penilaiannya terhadap novel Saman.
                        Sapardi mengatakan bahwa novel ini ditulis Ayu dengan teknik yang tidak pernah

                        dilakukan para pengarang sebelumnya. Ignas Kleiden pun turut menuturkan, “novel









                                                                                                      7
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17