Page 164 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 164

sebagai tokoh sentral. Beberapa kejadian yang dialami Irewa, sebagai tokoh utama

                        dalam novel ini, ditulis oleh Dorothea Rosa melalui cara pengungkapan psikologis
                        perempuan,  sebagaimana  yang  dialami  oleh  para  perempuan  pada  umumnya.

                        Misalnya  peristiwa  Irewa  yang  kerap  kali  mengalami  keguguran  akibat

                        kesehatannya yang semakin rentan karena sering hamil dan melahirkan tanpa jeda
                        waktu.  Irewa  juga  kerap  kali  merasakan  bagaimana  sakitnya  penyiksaan  dari

                        suaminya beserta efek penyiksaan yang ditimbulkannya dalam bentuk rasa sakit
                        pada tubuhnya yang membuat Irewa harus terbaring berhari-hari. Kesemuanya itu

                        dituliskan (digambarkan) oleh Dorothea Rosa dengan pengungkapan sebagaimana

                        psikologis perempuan.
                             Citra diri tokoh Irewa dalam novel ini memiliki keterhubungan dengan jiwa

                        feminis yang terdapat dalam diri Irewa. Dengan karakter jujur, kuat, tabah, pejuang,
                        dan mandiri, menjadikannya sebagai seorang perempuan yang pantang menyerah

                        dalam menjalani kehidupannya yang keras. Melalui karakternya yang kuat, tabah,
                        dan pejuang maka Irewa dapat bekerja keras dengan berdagang untuk menghidupi

                        dirinya  dan  anak-anak  yang  juga  harus  disekolahkan  dengan  baik.  Meskipun

                        suaminya, Malom Woss yang tidak bekerja, suka mabuk-mabukkan, suka bermain
                        perempuan, dan kerapkali melakukan tindak kekerasan pada dirinya, namun Irewa

                        menghadapinya dengan ketabahan dan keiklasan sebagai suatu jalan takdir. Dalam
                        pemikirannya  hanyalah  berjuang      untuk  membesarkan  anak-anaknya  hingga

                        berhasil.  Dengan  kejujuran,  keuletan,  dan  keseriusannya,  Irewa  mendapat

                        kepercayaan  dari  camat  Distrik  Yar  untuk  menjadi  guru  keterampilan  merajut
                        noken dan menjadi penyuluh kesehatan dalam penanggulangan serta pencegahan

                        HIV/AIDS bagi masyarakat Distrik Yar, Papua. Meskipun suaminya sudah tidak
                        bertanggung  jawab  terhadap  dirinya  dan  anak-anaknya,  Irewa  juga  sudah  tidak

                        memikirkan Malom Woss dalam kehidupannya.













                                                                                                    159
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169