Page 162 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 162

Megafu dan Hobone. Pertama, ketentuan adat yang mengharuskan dirinya menjadi

                        yonim (juru damai perang antar suku). Padahal Irewa sangat menentang keputusan
                        di antara kedua masyarakat itu yang sudah lama bermusuhan untuk menjadikan

                        dirinya  sebagai  yonim.  Dengan  menjadi  seorang  yonim,  Irewa  tidak  bisa

                        memutuskan  sendiri  dengan  siapa  dirinya  ingin  menikah.  Dalam  hal  ini,  Irewa
                        ditetapkan oleh ketentuan yonim harus berjodoh dengan pria yang menculiknya,

                        yaitu dengan Malom Woss yang sama sekali tidak dicintainya. Padahal keluarganya
                        pun  telah  mengetahui  bahwa  Irewa  tengah  membangun  sebuah  rencana  masa

                        depannya  dengan  Meage,  tunangannya.  Kedua,  berdasarkan  aturan  adat  bahwa

                        perempuan yang sudah menjadi seorang istri diberi tugas dan tanggungjawab yang
                        dirasakannya lebih banyak dan lebih berat dari laki-laki. Keempat, Irewa dipaksa

                        harus  melahirkan  anak  sebanyak-banyaknya  terutama  anak  laki-laki  yang
                        diharapkan Malom sebagai harta untuk bisa dijadikan prajurit pada saat perang dan

                        sebagai  penerus kepemilikan wilayah  adat.  Sementara Malon  melakukan  tindak
                        kekerasan seksual dengan tak mengindahkan hak-hak kesehatan reproduksi pada

                        Irewa. Bahkan Setelah beberapa hari melahirkan Irewa dipaksa Malom melakukan

                        hubungan badan, dan apabila menolak Irewa menolak Malom tak segan menyiksa
                        Irewa.

                             Irewa kerap mengeluhkan betapa beratnya menjadi seorang perempuan Papua
                        yang  telah  menikah.  Perempuan  bersuami  memiliki  beban  dan  tanggung  jawab

                        yang lebih besar dibanding kaum laki-laki yang hanya bertanggung jawab pada

                        pekerjaan perang dan berburu. Pekerjaan itupun dilakukan kaum laki-laki manakala
                        terjadinya  perang,  sementara  pekerjaan  berburu  tidak  dilakukannya  setiap  hari.

                        Kaum perempuan selain melahirkan dan menyusui, mereka harus mencari makan
                        di  ladang  dan  hutan,  berkebun,  beternak,  serta  mengerjakan  berbagai  pekerjaan

                        rumah  tangga.  Apalagi  setelah  kelima  anak  Irewa  semakin  besar,  dirinya  harus

                        menyediakan  pakaian,  membeli  alat  dapur,  dan  mengupayakan  bayaran  uang
                        sekolah untuk anak-anaknya. Sementara Malom sebagai suami, tidak ada pekerjaan

                        yang  diupayakannya,  setelah  mereka  pindah  ke  kota  distrik.  Malom  dalam
                        keseharinnya  hanya  bisa  menghabiskan  uang  penjualan  tanah,  babi,  dan  sisa







                                                                                                    157
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167