Page 157 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 157
sukunya. Meage telah merelakan Irewa dinikahi oleh
Malom, sehingga dirinya berjalan sangat jauh memasuki
hutan belantara.
Irewa sempat memohon kepada Ibunya untuk
membatalkan pernikahannya dengan Malom, karena
tidak mencintai Malom. Irewa hanya ingin menikah
dengan Meage. Namun, Ibu Irewa, Mama Kame
mengabari Irewa bahwa Meage telah menghilang entah
Tahap Awal
kemana. Mama Kame juga mengingatkan Irewa bahwa
T dirinya telah dijadikan yonim oleh kedua belah pihak
yang berperang. Irewa pun akhirnya terpaksa menikah
R
dengan Malom. Irewa mulai dibebebani tanggung jawab
A sebagai seorang istri. Irewa harus melakukan tugasnya
yaitu melahirkan, menyusui, berladang, mencari makan,
N
mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Irewa
S juga harus menjadi istri yang patuh terhadap suami.
F Sebagai suami, Malom terus memaksa Irewa untuk
O melahirkan bayi. Beberapa anak Irewa pun banyak yang
mati karena keguguran, prematur, dan busung lapar.
R Malom mengharapkan Irewa melahirkan terus, terutama
M Tahap yang diharapkannya adalah bayi laki-laki sebanyak-
A Utama banyaknya. Bagi lelaki Papua, anak laki-laki berguna
untuk menuntut pengakuan tanah dan simbol penerus
S keturunan. Semakin banyak anak laki-laki seorang suami
dianggap semakin bermartabat. Anak laki-laki pun
I berguna untuk menggantikan prajurit yang mati.
Sementara untuk anak perempuan dianggap berguna
untuk mendapatkan mahar dan harta adat (babi). Namun,
kondisi kesehatan Irewa mulai melemah dan sakit-
sakitan dikarenakan kehamilan yang rapat, kemudian
kondisi dikala hamil pun Irewa tetap bekerja berat
dengan mencari makanan, bekebun, dan memelihara
binatang ternak. Irewa sempat dilarikan ke rumah sakit
di kota distrik karena kehamilan yang ke lima mengalami
keguguran. Dokter yang menanganinya, ternyata Jinggi
Pigay adik adik kembarnya. Suster Karolin yang
memberitahukannya, sekaligus orang tua angkat Jinggi.
Sekali waktu Irewa juga mengalami kekerasan fisik dari
malom karena menyela perkataan Malom yang kecewa
oleh Irewa karena memperoleh bahan makanan dari
ladang tak sesuai dengan keinginannya. Jawaban dan
pernyataan Irewa membuat Malom tersinggung. Malom
152