Page 42 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 42
perempuan berjiwa flamboyan dengan kesukaannya bergonta-ganti pacar. Sebagai
anak pengusaha, Cok memiliki sifat yang dermawan dan ketulusan yang murni.
Sementara Sihar adalah pacar Laila yang berkarakter cerdas, idealis, sopan,
memiliki sikap tidak acuh, dan mudah berjanji namun sering tidak ditepati.
Novel Saman memiliki latar tempat di pantai Laut Cina Selatan, Jakarta,
Yogyakarta, Prabumulih, Lubukrantau, dan New York. Latar waktu terjadinya
cerita dalam novel ini di antara tahun 1962 hingga 1996. Latar sosial cerita novel
ini, yakni tentang sebuah masyarakat kelas bawah di Prabumulih, masyarakat
transmigrasi di Lubukrantau, orang-orang kepastoran di Driyakara Jakarta, dan
masyarakat di New York, Amerika Serikat.
Novel Saman bertema tentang seksualitas perempuan yang tabu. Novel ini
banyak mengangkat tentang persoalan gender, persoalan agama, dan kondisi sosial
politik di masa orde baru menjelang reformasi. Cerita novel ini diawali dengan
tokoh Laila yang tengah berada di Central Park, New York, tengah menunggu Sihar
yang akan menemuinya di tempat itu. Selenjutnya cerita kilas balik ke lepas pantai
Laut Cina Selatan yang mempertemukan Laila Gagarina dengan Sihar Situmorang
untuk pertama kalinya. Mereka berjumpa dalam upaya kerjasama di sebuah
perusahaan eksplorasi pengeboran minyak yang bernama Texcoil Indonesia. Laila
berprofesi sebagai fotografer pada sebuah rumah produksi yang kala itu ditemani
seorang penulis bernama Toni. Mereka berdua menerima tawaran kontrak Texcoil
dalam rangka membuat profil perusahaan tersebut. Sihar tengah menjalin kerjasama
dengan Texcoil. Dirinya adalah seorang insinyur analis kandungan minyak, pekerja
yang bernaung di bawah perusahaan Seismoclypes dengan jabatan sebagai oil
service. Perusahaan tempat dirinya bekerja dikontrak oleh Texcoil untuk
melakukan logging pada mesin pengeboran minyak. Sihar melakukan kontrak
kerjasama dengan ditamani Hasyim Ali, Iman, dan beberapa bawahannya di
Seismoclypes.
Laila adalah perempuan lajang berusia 30 tahun yang cerdas dan mandiri
namun memiliki pembawaan yang halus dan lugu. Sisi lain dari kepribadian Laila,
yaitu sosok pejuang ketidakadilan. Kemandirian terbangun dalam dirinya sejak
37