Page 301 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 301
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
sendiri; 3) Setiap sesuatu yang berbeda satu sama lain (mufassal) adalah tidak
sama dengan Tuhan, meskipun sebelum penciptaan semuanya adalah satu di
dalam Diri-Nya. Penting dicatat di sini, bahwa melalui martabat tujuh tidak
ada penyimpangan dalam doktrin wahdatul wujud. Ia menjadi elemen utama
dalam pemikiran sufi dan menolak seluruh antinomian dan kecenderungan
ekstremis. 160
Sebagaimana sufi Sunni lainnya, tasawuf Mustapa menekankan pada tasawuf
rekonsiliatif yang menekankan misteri ketersembunyian Tuhan yang hanya bisa
diketahui melalui ciptaan-Nya. Ini misalnya terjadi juga pada tasawuf Hamzah
Fansuri. Karenanya dalam banyak dangding-nya Mustapa menggunakan
161
ragam simbol dan metafor yang tetap membedakan antara dirinya dengan
Tuhan meski tidak terpisahkan. Ia membedakan antara arendengan caruluk,
iwung dan bambu, bambu-haur, bambu-angklung, duwegan-kitri, beras-padi,
sirung-benih, tongtolang dengan nangka, hayam dan endog (ayam dan telur)
dan yang lainnya. Pembedaan khalik-makhluk menjadi ciri dari upaya tafsir
162
ulama Nusantara atas ajaran wahdat al-wujud. Umumnya ulama sufi Nusantara
163
cenderung mengajukan upaya rekonsiliasi tasawuf (neo-sufisme). Mustapa
kiranya juga sangat dipengaruhi tema besar tasawuf abad ke-17 dan 18 ini.
Puisi Dangding Sufistik Alam Kesundaan
Nuansa alam kesundaan seperti flora dan fauna digunakan secara simbolis untuk
mengungkap suasana batinnya. Ia berusaha menghubungkan alam luar dengan
dirinya (mikrokosmos). Dalam berbagai dangding-nya, ia misalnya menggunakan
metafor hewan (buruy/kecebong, manuk/burung, hayam-endog/ayam-telur)
atau tumbuhan (iwung dan bambu, duwegan dan kitri, beras dan padi, sirung
dan benih, arendan caruluk, tongtolang dengan nangka). Metafor kecebong
misalnya, tampak pada salah satu dangding Kinanti Teu Kacatur Berikut. 166
4. Teu jauh ti buruy ngambul Tidak beda dari kecebong yang
muncul
Bijil ti cai ka cai Muncul dari air ke air
Kasasar lamun misaha Tersesat kalau mempertanyakan
siapa
Kasasar lamun mikir Tersesat kalau berpikir
Kumaha alam luarna Bagaimana alam luarnya
Jagana baring supagi Nantinya besok atau lusa
287