Page 153 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 153
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 143
dilakukan oleh d’Albuquerque untuk menjamin penaklukkannya lebih lanjut
terhadap Sultan yang melarikan diri, dia juga dibantu oleh 600 orang korps
pasukan Utimuti Raja.
Akan tetapi hubungan baik ini tidak berlangsung lama. Terjadi
permasalahan antara d’Albuquerque dan orang-orang Jawa ini. Melalui surat,
musuh-musuhnya menuduh Utimuti Raja di depan d’Albuquerque menjalin
hubungan rahasia dengan putra Sultan yang melarikan diri; juga sejumlah
keluhan terhadap Utimuti Raja disampaikan seperti bebagai jenis pemerasan
dan penindasan, pembelian sejumlah besar beras untuk dijual kembali dengan
harga sangat tinggi, larangan kepada abdi-abdinya untuk menerima mata uang
baru yang dikeluarkan oleh orang Portugis. Menurut nasehat d’Albuquerque,
perlu dibuat keputusan untuk membunuh pimpinan orang Jawa yang licik.
Akan tetapi kewaspadaan yang ditunjukkan oleh panglima itu dijawab dengan
penolakan dengan cara menggagalkan usaha untuk membunuh mereka secara
diam-diam. Akhirnya terbukalah konspirasi itu. Tuduhan terhadap Utimuti
dibacakan secara terbuka di depan rapat para kepala kampung. Setelah
itu dia bersama keluarganya ditangkap dan dijebloskan dalam penjara,
sementara seorang bangsawan Jawa lain yang bernama Pati Katir (ditemukan
dalam sumber Portugis sebagai Pate Quarter) menggantikannya kemudian
diangkat sebagai pimpinan orang Jawa menggantikan Utimuti Raja. Saat itu
d’Albuquerque mengadakan penyelidikan hukum terhadap Utimuti. Utimuti
telah memeras orang lain termasuk tidak kurang dari 500 budak. Laksamana
d’Albuquerque memerintahkan Pate Katir untuk menyelesaikan persoalan
ini dengan menghukum mati Utimuti bersama seorang putra, putra tiri dan
kemenakan. Mereka menjalankan vonisnya di tempat yang sama dengan
lokasi Lopez de Sequeira ketika ditikam sehingga menemui ajalnya.
Akan tetapi persoalan hukuman mati bagi utimuti Raja membawa dampak
serius yang panjang bagi orang Portugis. Permasalahannya adalah istri
Utimuti telah menyerahkan uang tebusan yang besar kepada d’Albuquerque
agar bisa menyelamatkan nyawa suaminya dan anak-anaknya, dengan syarat
bahwa untuk selamanya mereka akan meninggalkan Malaka dan tinggal di
Jawa. Dengan alasan telah melakukan pelanggaran hukum, permohonannya