Page 155 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 155
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 145
utusan raja Jawa yang tidak disebutkan namanya, yang ketika mendengar
tindakannya mencoba bersahabat dengan orang Portugis. Menurut Castañeda,
orang teringat pada raja yang sama seperti yang disebut oleh Barbosa Pate
Udra. Hadiah-hadiah yang dipersembahkan kepada panglima Portugis itu
pada kesempatan ini sangat unik. Hadiah itu terdiri atas selusin tombak
dengan ujung besi, sebuah kain besar yang memuat lukisan berbagai sikap
perang raja Jawa secara unik dan dua puluh arloji logam kecil yang dipukul
dengan batang kayu dan membentuk paduan suara. Ditemukan juga batik
dari bahan katun dan peralatan musik yang dibentuk oleh kumpulan sejumlah
gong. D’Albuquerque akhirnya meninggalkan kota Malaka terlebih dahulu
mendahului perjalanannya menuju India.
Sebelum meninggalkan Malaka, Panglima Portugis ini melihat bahwa
Pati Ketir, yang terlalu berkuasa di kota hilir sebagai penguasa Jawa, mampu
memaksakan sejumlah kecil orang Eropa, untuk melakukan pembangkangan
terhadap perintahnya. Oleh karena itu d’Albuquerque merancang suatu
sabotase yang akan memisahkan kota utama dari kota, dan pertahanannya.
Untuk melaksanakan sabotase ini dikerahkan 70 orang di bawah perintah
Affonso Pessoa, yang dari laut didukung oleh sebuah perahu yang dilengkapi
satu pucuk meriam besar dan enam meriam kecil. Perahu ini begitu strategis
letaknya sehingga meriam itu bisa menjangkau seluruh permukaan yang mampu
menahan serangan orang Jawa. Akan tetapi melalui serangan mendadak yang
dirancang, Pati Katir mampu menguasai perahu itu dan membunuh seluruh
awaknya. Hanya petugas yang melayani meriamnya dibiarkan tetap hidup
karena Pati Ketir ingin memanfaatkan jasa-jasa mereka untuk memanfaatkan
meriam-meriam itu. Serangan ini terjadi pada saat Ferrao Perez de Andrade,
yang ditinggalkan oleh d’Albuquerque sebagai panglima armada, pergi untuk
mengejar Hang Nadim, panglima atau Laksamana Sultan yang melarikan diri
ke arah timur sejauh 15 mil dari sungai Muar, yang diketahui telah menjalin
hubungan dengan kaum pemberontak Jawa. 151
D’Andrade yang gagal mengejar Hang Nadim kembali ke Malaka dengan
151 Nicolas Godfried van Kampen, Geschiedenid der Nederlanders buiten Europa, vol. 1, (Haarlem: Francius F.
Bohn, 1831), hlm. 64-65)