Page 158 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
        P. 158
     148     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
              Pate Ketir. Akan tetapi, tanpa mengetahui kebiasaan orang Jawa, d’Andrade
              tertipu oleh kapten junk dan awak kapalnya.  Kapten kapal Junk menyuruh
              agar  bahan  makanan  dan  senjata  itu  dipindahkan  ke  kapalnya.  Mereka
              membiarkan orang Portugis berkeliaran di kapalnya tanpa membawa senjata.
              Sementara itu,  tidak seorangpun yang berpikir akan melawan. Salah satu orang
              Jawa kemudian menarik keris yang berusaha disembunyikannya dan berhasil
              melukai d’Andrade. Orang Jawa itu segera ditangkap, beberapa melompat dari
              geladak dan berenang menuju pantai yang berada di dekatnya. Akan tetapi,
              yang lainnya tetap ditahan dan kapten kapalnya ditekan melalui siksaan untuk
              mengakui bahwa ia hanya perintis dari tiga junk lain yang dikirim untuk Pate
              Ketir, yang  masih menjelajahi  selat  Singapura  dan salah  satu  tawanannya
              adalah putra Pate Katir. D’Andrade tanpa kesulitan juga mampu menguasai
              junk-junk lainnya yang membuat Pate Ketir sangat terpukul. Anaknya berhasil
              lolos dari tawanan beberapa hari kemudian. 153
                 Setelah  peristiwa ini, D’Andrade  merencanakan   suatu  serangan baru
              terhadap orang-orang Jawa. Hasilnya menguntungkan orang Portugis karena
              mereka tidak siap. Benteng Pate Ketir dibakar, sebagian besar pasukannya
              terbunuh dan dia sendiri, setelah bersembunyi untuk waktu lama di dalam
              hutan,  menemukan  dua  junk  yang  menyambutnya  dari Jawa  untuk  diam-
              diam pergi dan kembali ke tanah asalnya dengan maksud mencari bantuan.
              Ketika pelariannya diketahui, dia dikejar oleh d’Andrade. Namun ia  segera
              mengetahui bahwa  sudah terlambat dan d’Andrade kembali ke Malaka dengan
              sia-sia. Pelarian Pate Ketir terjadi sekitar awal 1513.
                 Pelabuhan terpenting Jawa, yang telah menjalin hubungan dagang terlama
              dengan Malaka, menurut sumber-sumber Portugis adalah Jepara. Pada 1513
              kota ini dikuasai oleh seorang bangsawan Jawa kaya yang oleh orang Portugis
                                               154
              disebut Pate Unus atau Pate Umez.  Kekuasaan kerajaan di Demak saat itu
              cukup luas. Menurut penulis Portugis ini, di Jepara pada 1521 dipimpin oleh
              penguasa Pati Unus yang memeluk Islam. Ia merupakan salah satu panglima
              153 Schrieke, Indonesian Sociological Studies, hlm. 74.
              154  Menurut sumber Portugis yang ditulis oleh Wiselius, Pate Unus ditulis sebagai Pate Umez. Cara penulisan
                 yang disesuaikan oleh sistem fonologi bahasa Portugis menyebabkan apa yang didengar ditulis sesuai dengan
                 sistem fonologis bahasa Portugis.
     	
