Page 132 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 132

R. M. T. A. Soerjo      119



                                 R. M. T. A. SOERJO


                           GUBERNUR DI TENGAH PERANG




                                           HENDI JO




               Ketika  mendengar  terjadi  pembunuhan  terhadap  Soerjo  pada
               November 1948, semua orang menundukkan kepala dan menyesali
               peristiwa  tersebut.  Bukan  hanya  kawan-kawan  sehaluan,  lawan-
               lawan  politik  Soerjo  seperti  Soeripno  pun  menyatakan  bahwa
               pembunuhan  itu  tak  seharusnya  dilakukan.  “Tentang  hal  ini,  kami
               merasa sangat menyesal,” ujar tokoh teras Partai Komunis Indonesia
               itu.
                      Soerjo dikenal sebagai seorang birokrat Republik yang elegan
               dan  pemberani.  Keberanian  dan  sikap  elegan  priayi  Magetan,  Jawa
               Timur, itu memang sudah dibawanya sejak duduk di bangku OSVIA
               (Sekolah  Pamongpaja  Hindia  Belanda)  Madiun.  Menurut  Donny
               Ariotedjo, salah seorang cucu Soerjo, eyangnya tak segan berkelahi
               dengan para sinyo Belanda jika menyangkut harga diri bangsa. “Kata
               orang-orang  tua  kami,  Eyang  Soerjo  bahkan  pernah  membela
               kawannya  yang  akan  dikeluarkan  karena  menolak  ikut  dalam
               peringatan bebasnya Belanda dari penjajah Prancis,” ungkap Donny.
                      Soerjo  memang  sangat  membenci  penindasan.  Namun,
               berbeda  dengan  orang  lain,  dalam  mengekspresikannya  ia  selalu
               menggunakan  otak  dingin  agar  tak  berakhir  konyol.  Itu  pula  yang
               menjadi  jawaban  mengapa  saat  Jepang  berkuasa  di  Indonesia,  ia
               terpaksa  “bekerja  sama”  dengan  militer  Jepang.  Menurut  Wawardi,
               sebagai  seorang  pemimpin,  banyak  rakyat  yang  menjadi
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137