Page 153 - 02 BUKU BAHAN MATERI FILM SEJARAH 270118
P. 153

BAHAN MATERI FILM SEJARAH






                      Ketiga, terlihat dari ciri-ciri revolusi sosial di masa revolusi di
                 Pekalongan, yaitu pembagian kekayaan, pengusiran atau pergeseran elite
                 lama dan pemimpim tradisional lain yang dianggap terlalu keras terhadap

                 rakyat dan setia kepada Belanda atau Jepang. Dalam hal ini revolusi di
                 wilayah  Pekalongan  punya  ciri  khas tersendiri,  yaitu  dengan  adanya
                 kekerasan terhadap golongan Cina, Indo-Belanda, Pangreh Praja dan Lurah.
                 Namun pembahasan mengenai kekerasan terhadap orang-orang Cina

                 ini belum dapat dikatakan sebagai gerakan anti Cina sebab banyak juga
                 orang-orang Cina  yang menjadi pemimpin pejuang  revolusi, khususnya
                 di Pemalang. Mereka juga menjadi penyumbang dana terbesar untuk
                 membantu revolusi ini.

                      Bulan November 1945 mereka mulai melancarkan penyerbuan
                 terhadap timbunan padi/beras di penggilingan-penggilingan yang
                 kemudian dirayakan oleh rakyat banyak. Diteruskan perusakan-perusakan
                 lain. Selain itu, mereka juga melakukan pembunuhan-pembunuhan

                 terhadap keturunan-keturunan Belanda, Ambon, dan Cina. Dengan adanya
                 peristiwa tersebut Residen Pekalongan Md. Besar datang ke Tegal untuk
                 berunding dengan GBP (Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah), tetapi
                 perundingan tersebut tidak menghasilkan apapun.

                      Selanjutnya M.I Sayuti (Sayuti Melik) atas nama gubernur Jawa Tengah
                 Letkol Iskandar Idris, komandan Resimen TKR Pekalongan, meneruskan usaha
                 tersebut, tetapi keduanya bahkan ditangkap di Slawi. GBP di bawah pengaruh
                 komunis ingin merebut pemerintahan, dengan menangkapi bupati-bupati yang

                 tidak sepaham  dengan mereka. Pada  19  Desember  1945,  GBP  mengadakan
                 pertemuan dengan Wakil  Reseiden Pekalongan  R.M Soeprapto bersama
                 para pembesar polisi dan TKR di pemalang, untuk  mengangkat  Sardjio (dari
                 purwokerto) sebagai pengganti R.M Soeprapto. Hal ini berpengaruh ke daerah

                 Kendal, Bupati, wedana dan camat didaulat dan ditahan di Pabrik Gula Cepiring.
                 Hal tersebut mengakibatkan kemarahan rakyat. Residen  Sardjio  ditangkap.



                152
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158