Page 151 - 02 BUKU BAHAN MATERI FILM SEJARAH 270118
P. 151

BAHAN MATERI FILM SEJARAH






                 d. Peristiwa Tiga Daerah
                      Revolusi Tiga Daerah merupakan peristiwa revolusi yang diprakarsai
                 seorang tokoh komunis  yaitu Soekirman dan Soewignyo sebagai wakil

                 ketua. Revolusi ini terjadi pada bulan Oktober sampai Desember 1945 yang
                 meliputi daerah Tegal, Pemalang, dan Brebes (karisidenan Pekalongan).
                 Peristiwa ini terjadi setelah seluruh elite birokrat, pangreh praja (residen,
                 bupati, wedana, camat), dan sebagain besar kepala desa diganti oleh

                 aparatur pemerintah yang baru. Pergantian seluruh aparatur pemerintah
                 ini berasal dari berbagai aliran yang pada waktu itu berkembang dan diakui
                 oleh pemerintah, yaitu Islam, komunis, serta sosialis. Disinilah mulai terjadi
                 pertentangan antara golongan kiri dan golongan Islam ataupun golongan

                 lain yang merasa dirugikan.
                      Revolusi Tiga Daerah merupakan salah satu revolusi lokal Indonesia
                 yang mempunyai ciri dan keunikan khusus karena dianggap sebagai sebuah
                 revolusi rakyat untuk mengubah struktur masyarakat kolonial dan feodal

                 menjadi sebuah masyarakat dengan hidup yang lebih demokratis tanpa
                 penindasan dan eksploitatif dari pemeritah kolonial. Terjadinya revolusi
                 ini merupakan wujud ketidakpuasan rakyat terhadap kehidupan saat itu
                 yang didominasi oleh kemerosotan ekonomi dan kemelaratan, sehingga

                 membuat rakyat melakukan berbagai perlawanan terhadap elite birokrat.
                 Perlawanan-perlawanan di keresidenan Pekalongan sebenarnya sudah
                 dirintis sejak lama, antara lain Sarekat Rakyat Pekalongan tahun 1918
                 dan Sarekat Rakyat tahun 1926. Latar belakang peristiwa tiga daerah juga

                 dapat  ditinjau  dari  segi  fisik,  yaitu  Brebes  yang  berbatasan  dengan  Jawa
                 barat yang berbahasa Sunda dan daerah pedalaman Banyumas Selatan,
                 bukan saja secara geografi terpecah belah, melainkan adat istiadat dan
                 bahasa ditarik kedua arah yaitu bahasa Jawa dan Sunda.  Tegal sebuah

                 kota dengan kondisi masyarakat dengan tingkat kemiskinan lebih tinggi
                 dari pada wilayah tetangganya juga melakukan revolusi lokal, meskipun



                150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156