Page 29 - TTG ANEKA PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK
P. 29

BAB III – PENGELOLAAN SAMPAH



                        B.  Macam-Macam Pengelolaan Sampah
                        1.  Pembuatan Eco-bricks

                             Plastik pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Amerika John W. dan
                        mulai  dibentuk  pada  tahun  1872.  Plastik  pertama  tersusun  oleh  nitrat  selulosa,

                        alkohol,  dan  kamfer.  Kemudian  semakin  berkembang  pada  tahun  1909  setelah

                        adanya  produksi  Bakelite  oleh  American  Chemist  L.H  (Purwaningrum,  2016).
                        Plastik  merupakan  salah  satu  benda  yang  banyak  digunakan  oleh  manusia.

                        Membawa barang belanjaan, menyimpan makanan, sebagai wadah minuman yang
                        praktis,  melapisi  barang  dagangan  di  toko,  dan  masih  banyak  lagi  kegunaan

                        plastik  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Maka  dari itu,  plastik tersusun  oleh  rantai
                        karbon  yang  sangat  panjang.  Akibat  dari  rantai  karbon  yang  sangat  panjang,

                        plastik sulit terurai oleh bakteri manapun, karena belum ada enzim spesifik yang

                        dapat menghancurkan plastik.
                             Sampah  plastik  memerlukan  ratusan  tahun  untuk  dapat  hancur  di  dalam

                        tanah. Penimbunan sampah plastik di dalam tanah juga menyebabkan pencemaran

                        tanah. Sampah yang tertimbun di dalam tanah menyebabkan kandungan mineral
                        di  dalam  tanah  semakin  berkurang.  Hal  ini  disebabkan  karena  tidak  ada  fauna

                        tanah yang dapat hidup pada lingkungan tersebut. Kadar oksigen dalam tanah juga
                        semakin berkurang sehingga fauna tanah akan mati. Fauna tanah yang tidak dapat

                        hidup  pada  lingkungan  tersebut  mengakibatkan  tumbuhan  juga  tidak  dapat
                        tumbuh subur sebab tumbuhan memerlukan fauna tanah untuk keberlangsungan

                        hidupnya.

                             Pembakaran dari sampah-sampah plastik tentu menimbulkan polusi udara.
                        Karbondioksida  hasil  pembakaran  sampah  akan  merusak  organ  pernapasan

                        manusia. Beberapa orang akan merasakan sesak, batuk-batuk hingga organ paru-
                        paru yang rusak karena terlalu banyak menghirup asap. Masyarakat yang tinggal

                        di sekitar sungai atau kawasan pesisir akan membuang sampah plastik ke sungai
                        atau ke laut jika mereka tidak memiliki TPA, tentu saja ini akan mencemari air di

                        lingkungan.  Menurut  Jambeck  dalam  Purwaningrum  (2016),  Indonesia  masuk

                        dalam peringkat kedua di dunia negara yang banyak menghasilkan sampah plastik
                        di perairan. Adapun jumlah sampah plastiknya mencapai 187,2 juta ton.








                                                              22
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34