Page 11 - Kelas XI_Sejarah Indonesia_KD 3.6
P. 11

11



                       Nommensen  dan  Simoneit  sebagai   penerjemah  pasukan  Belanda   terus
                       menuju   ke   Bahal   Batu   untuk   menyusun   benteng   pertahanan.   Namun
                       kehadiran tentara kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII,
                       yang kemudian mengumumkan  pulas  (perang) pada tanggal  16 Februari
                       1878 dan penyerangan ke pos Belanda di Bahal Batu mulai dilakukan.
                            Pada   tanggal  14   Maret  1878  datang   Residen   Boyle   bersama
                       tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang
                       tentara  dari  SibolgaPada   tanggal  1   Mei  1878,   Bangkara   pusat
                       pemerintahan Si Singamangaraja diserang pasukan kolonial dan pada  3
                       Mei 1878 seluruh Bangkara dapat ditaklukkan namun Singamangaraja XII
                       beserta   pengikutnya   dapat   menyelamatkan   diri   dan   terpaksa   keluar
                       mengungsi.   Sementara   para   raja   yang   tertinggal   di   Bakara   dipaksa
                       Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada
                       dalam kedaulatan pemerintah Hindia Belanda.
                            Walaupun   Bakara   telah   ditaklukkan,   Singamangaraja   XII   terus
                       melakukan perlawanan secara gerilya, tetapi sampai akhir Desember 1878
                       beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, Huta Ginjang,
                       Gurgur juga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial Belanda.
                            Di antara tahun 1883-1884, Singamangaraja XII berhasil melakukan
                       konsolidasi pasukannya. Kemudian bersama pasukan bantuan dari  Aceh,
                       secara ofensif menyerang kedudukan Belanda antaranya Uluan dan Balige
                       pada Mei 1883 serta Tangga Batu pada tahun 1884






























                                                    Sisinga Mangaraja XII

                          Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sisingamangaraja_XII.jpg


                            Singamangaraja   XII   meninggal   pada  17   Juni  1907  dalam   sebuah
                       pertempuran dengan Belanda di pinggir bukit Lae Sibulbulen, di suatu
                       desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli
                                                                        [1]
                       Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang.   Sebuah peluru menembus
                       dadanya, akibat tembakan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Hans
                       Christoffel.   Menjelang   napas   terakhir   dia   tetap   berucap,  Ahuu
                       Sisingamangaraja. Turut gugur waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan
                       Patuan Anggi, serta putrinya Lopian. Sementara keluarganya yang tersisa
                       ditawan di Tarutung. Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16