Page 15 - Kelas XI_Sejarah Indonesia_KD 3.6
P. 15

15



                       4. Sultan Mahmud Badarudin (Palembang)






























                            Sultan Mahmud Badaruddin II
                            Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Mahmud_Badaruddin_II



                            Sultan   Mahmud   Badaruddin   II  (lahir:  Palembang,  1767,   wafat:
                       Ternate,  26  September  1852) adalah  pemimpin  kesultanan  Palembang-

                       Darussalam  selama dua periode (1803-1813,  1818-1821), setelah masa
                       pemerintahan ayahnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803). Nama
                       aslinya sebelum menjadi Sultan adalah Raden Hasan Pangeran Ratu.
                            Dalam   masa   pemerintahannya,   ia   beberapa   kali   memimpin
                       pertempuran melawan  Inggris  dan  Belanda, di antaranya yang disebut
                       Perang   Menteng.   Pada   tangga   14   Juli   1821,   ketika   Belanda   berhasil
                       menguasai   Palembang,   Sultan   Mahmud   Badaruddin   II   dan   keluarga
                       ditangkap dan diasingkan ke Ternate.
                            Namanya   kini   diabadikan   sebagai   nama   bandara   internasional   di
                       Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Mata uang rupiah
                       pecahan 10.000-an yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada tanggal 20
                       Oktober  2005.   Penggunaan   gambar   SMB   II   di   uang   kertas   ini   sempat
                       menjadi kasus pelanggaran hak cipta, diduga gambar tersebut digunakan
                       tanpa izin pelukisnya, namun kemudian terungkap bahwa gambar ini telah
                       menjadi hak milik panitia penyelenggara lomba lukis wajah SMB II.
                            Konflik   dengan   Inggris  Sejak   timah   ditemukan   di   Bangka   pada
                       pertengahan   abad   ke-18,   Palembang   dan   wilayahnya   menjadi   incaran
                       Britania   dan   Belanda.   demi   menjalin   kontrak   dagang,   bangsa   Eropa
                       berniat   menguasai   Palembang.   Awal   mula   penjajahan   bangsa   Eropa
                       ditandai   dengan   penempatan  Loji  (kantor   dagang).   Di   Palembang,   loji
                       pertama Belanda dibangun di Sungai Aur (10 Ulu).
                            Orang Eropa pertama yang dihadapi Sultan Mahmud Badaruddin II
                       (SMB II) adalah  Sir  Thomas Stamford Raffles. Raffles tahu persis tabiat
                       Sultan   Palembang   ini.   Karena   itu,   Raffles   sangat   menaruh   hormat   di
                       samping ada kekhawatiran sebagaimana tertuang dalam laporan kepada
                       atasannya, Lord Minto, tanggal 15 Desember 1810:
                            Bersamaan dengan adanya kontak antara Britania dan Palembang,
                       hal yang sama juga dilakukan Belanda. Dalam hal ini, melalui utusannya,
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20