Page 37 - Kelas XI_Sejarah Indonesia_KD 3.6
P. 37
37
Soekarno Soekarno lahir dengan nama Kusno yang diberikan oleh
orangtuanya. Akan tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur
[5]
sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama
tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha
yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa
huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno
diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama
tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan
nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut
adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah untuk
mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Sebutan akrab untuk
Soekarno adalah Bung Karno.
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis
Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali
berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa
nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian
masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau
tidak memiliki nama keluarga.
Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika
menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain,disebutkan
[9]
pemberian nama Achmed di depan nama Soekarno, dilakukan oleh para
diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri
dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia
oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
(terjemahan Syamsu Hadi. Ed. Rev. 2011. Yogyakarta: Media Pressindo,
dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-7-9) halaman 32 dijelaskan
bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam masyarakat
Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.
Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden
Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya
bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru
[5]
ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai
merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu,
sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki
seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika
kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur.