Page 51 - Al Ashri edisi 44MP
P. 51

BERITA utama















                                        RADEN RIDWAN HASAN SAPUTRA
                                        MATEMATIKA TANPA ANGKA
                                        SUATU CARA UNTUK

                                        MEMBUAT MANUSIA LEBIH CERDAS



                      atematika banyak ditakuti pelajar di  Matematika bukan hanya berhitung
                      Indonesia. Mereka berpikir, matematika   Banyak orang tua menganggap bahwa Matematika
            Mhanya berhubungan dengan IPA.  itu adalah berhitung. Sehingga jika anaknya sudah
            Banyak dari mereka kemudian lebih memilih kelas  bisa berhitung apalagi berhitung dengan cepat maka
            IPS. Begitu pula mereka yang memilih menempuh  dianggap anaknya sudah jago Matematika. Padahal
            pendidikan di Pesantren. Ada sebagian mereka  Matematika bukan  hanya itu. Secara  entimologi,
            menghindari matematika karena menganggap tidak  Matematika berasal dari bahasa latin  manthanein
            penting dan tidak berhubungan dengan masalah  atau mathemata yang berarti “belajar atau hal yang
            agama. Padahal pada jaman kejayaan Islam, banyak  dipelajari” (Things that are learned). Dalam bahasa
            ulama yang juga ahli di bidang matematika dan ilmu  Belanda disebut  wiskunde atau ilmu pasti, yang
            pengetahuan alam seperti Kimia, Fisika, Astronomi  kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
            bahkan Kedokteran.                                 Matematika juga berhubungan dengan aturan-
               Matematika bukan pelajaran yang hanya  aturan yang didapat dari kesepakatan-kesepakatan.
            berhubungan dengan hitung-hitungan saja. Ia  Aturan-aturan tersebut dituliskan biasanya dalam
            adalah ilmu yang mengajarkan cara berpikir untuk  bentuk lambang-lambang. Contoh orang sudah
            memecahkan  masalah.  Karena  itu  Matematika  sepakat kalau lambang “1” adalah satu, lambang
            sangat  penting  dipelajari.  Dengan  menguasai  “2” adalah  dua, lambang “3” adalah tiga, lambang
            Matematika,    orang   mampu      memecahkan     “+” adalah tambah, lambang “=” adalah sama
            permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi  dengan. Dengan menggunakan penalaran diperoleh
            Matematika yang seperti ini jarang dipahamkan  sebuah kesimpulan kalau satu ditambah dua maka
            sejak awal kepada para siswa. Dampaknya siswa  hasilnya tiga. Sehingga jika dituliskan dalam bentuk
            menjadi tidak tertarik belajar Matematika sebab  lambang kesimpulannya adalah 1 + 2 = 3.  Kalau
            tidak memahami manfaatnya secara langsung.       ada kesepakatan baru misalnya kalau lambang “#”
               Pengalaman saya menjadi Pelatih Nasional  adalah satu, lambang “*” adalah dua dan lambang
            Olimpiade untuk tingkat Sekolah Dasar sejak tahun  “&” adalah tiga. Maka berdasarkan penalaran yang
            2003 menjadi sebuah pengalaman berharga dalam  sama akan diperoleh # + * = &. Pernyataan tersebut
            menemukan konsep pembelajaran Matematika  kita anggap benar kalau semua sepakat dengan
            untuk melatih cara berpikir. Konsep itu saya beri  lambang yang baru tersebut.  Inilah Matematika.
            nama Matematika Nalaria Realistik.                 Matematika mengajarkan anak untuk memahami
               Perkembangan terakhir tentang cara membuat  dan mentaati aturan-aturan sesuai kesepakatan-
            anak supaya lebih mudah belajar matematika adalah   kesepakatan. Anak tidak boleh melanggar aturan
            menggunakan Matematika  Tanpa Angka yang  yang sudah disepakati kalau tidak ingin dihukum
            merupakan  dasar dari Matematika Nalaria Realistik.  atau hasil kerjanya disalahkan oleh guru. Sebenarnya
            Pada tulisan ini saya akan fokus membahas tentang  dalam kehidupan nyata pun ada aturan-aturan yang
            Matematika Tanpa Angka.                          sudah jadi kesepakatan dan harus ditaati. Contoh

                                                                                            edisi 44isi 44 49

                                                                                            ed
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56