Page 5 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 5

Artinya, pandangan pertama memiliki kemungkinan “100 %” sebagai suatu kebenaran. Jadi, kehidupan
          telah dimunculkan dengan sengaja, atau dengan kata lain, kehidupan itu "diciptakan". Semua makhluk hidup
          telah  muncul atas kehendak Sang Pencipta yang  memiliki kekuatan, kebijaksanaan dan ilmu yang tak
          tertandingi.  Kenyataan ini bukan sekadar  masalah  keyakinan; ini adalah kesimpulan yang sudah semestinya
          dicapai melalui kearifan, logika dan ilmu pengetahuan.
                Dengan begitu, sudah seharusnya ilmuwan "evolusionis" tadi menarik pernyataan mereka dan menerima
          fakta yang jelas dan telah terbukti. Dengan bersikap sebaliknya, ia telah mengorbankan ilmu pengetahuan demi
          filsafat, ideologi dan dogma yang diikutinya, dan tidak menjadi seorang ilmuwan sejati.
                Kemarahan, sikap  keras kepala dan prasangka “ilmuwan” ini semakin bertambah setiap kali ia
          berhadapan dengan kenyataan. Sikapnya dapat dijelaskan dengan satu kata:  ”keyakinan”. Tetapi keyakinan
          tersebut adalah keyakinan takhayul yang buta, karena hanya itulah penjelasan bagi ketidakpeduliannya terhadap
          fakta-fakta atau kesetiaan  seumur hidup kepada skenario tak masuk akal  yang ia susun dalam khayalannya
          sendiri.


                Materialisme Buta


                Keyakinan yang kita bicarakan ini adalah filsafat materialistis, yang berpendapat bahwa materi bersifat
          kekal, dan tidak ada yang lain kecuali  materi. Teori evolusi  menjadi semacam  “pondasi ilmiah” filsafat
          materialistis  ini, sehingga dibela secara  membuta  demi  mempertahankan  filsafat tersebut. Ketika  ilmu
          pengetahuan menggugurkan pernyataan-pernyataan tentang evolusi pada penghujung abad ke-20,  mereka
          berupaya mendistorsi dan menempatkan ilmu pengetahuan untuk mendukung teori evolusi, sehingga ideologi
          materialisme tetap hidup.
                Kutipan dari salah seorang ahli biologi evolusionis ternama dari Turki berikut ini merupakan contoh
          nyata untuk  melihat tujuan dari penilaian  menyimpang  akibat keyakinan buta ini. Ilmuwan ini  membahas
          probabilitas pembentukan secara kebetulan sitokrom-C, salah satu enzim terpenting bagi kehidupan:
                Probabilitas pembentukan rangkaian sitokrom-C mendekati nol. Jadi, jika kehidupan memerlukan sebuah
          rangkaian tertentu, maka  dapat dikatakan bahwa ia  memiliki probabilitas untuk terwujud hanya satu kali di
          seluruh alam semesta. Jika tidak, kekuatan-kekuatan metafisis di luar definisi kita mestilah telah berperan
          dalam pembentukan tersebut. Menerima pernyataan  terakhir ini tidak sesuai dengan  tujuan-tujuan ilmu
                                                                  1
          pengetahuan, karenanya kita harus mengkaji hipotesis pertama.
                Bagi ilmuwan ini, menerima sebuah kemungkinan yang “mendekati nol” lebih ilmiah daripada menerima
          fakta penciptaan. Padahal menurut pedoman ilmiah, jika terdapat dua alternatif penjelasan tentang  suatu
          kejadian dan salah satunya memiliki kemungkinan yang ”mendekati nol”, maka yang benar adalah alternatif
          lainnya.  Namun pendekatan materialistis dogmatis ini melarang pengakuan terhadap Pencipta Yang
          Mahaagung. Pelarangan  ini mengarahkan ilmuwan tersebut dan banyak ilmuwan lain  yang mempercayai
          dogma materialis ini untuk menerima pernyataan-pernyataan yang bertentangan sama sekali dengan akal.
                Orang-orang yang mempercayai ilmuwan tersebut pun menjadi terpikat dan dibutakan  oleh mantra
          materialistis  yang sama, dan mengalami kondisi psikologis serupa ketika membaca buku-buku dan artikel-
          artikel mereka.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10