Page 6 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 6

Sudut pandang materialistis dogmatis  menjadi penyebab banyaknya ilmuwan ternama  yang ateis.
          Sedangkan mereka yang telah membebaskan diri dari jeratan mantra ini dan mau membuka pikiran, tidak akan
          ragu menerima keberadaan Sang Pencipta. Ahli biokimia Amerika, Dr. Michael J. Behe, salah seorang ilmuwan
          terkemuka pendukung teori “intelligent design“ yang akhir-akhir ini telah diterima luas, menggambarkan para
          ilmuwan yang tidak mempercayai “desain” atau “penciptaan” makhluk hidup sebagai berikut:
                Selama empat dekade terakhir, bio-kimia modern telah berhasil menyingkap rahasia sel. Hal ini menuntut
          puluhan ribu orang mendedikasikan bagian terbaik dari hidup  mereka untuk pekerjaan laboratorium yang
          membosankan.... Usaha kumulatif  meneliti sel,  yang berarti  meneliti kehidupan  di tingkat molekuler,
          menghasilkan sebuah teriakan tajam, jelas dan nyaring, "Desain!". Hasilnya sangat jelas dan begitu signifikan,
          sehingga harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan.... Anehnya,
          kerumitan yang luar  biasa dari sebuah sel ini disambut dengan  kesadaran  yang tak terungkap. Mengapa
          komunitas ilmuwan tidak antusias menyambut penemuan yang mengejutkan ini? Mengapa observasi desain ini
          diselimuti dengan tabir intelektual? Yang menjadi dilema adalah bahwa ketika satu sisi seekor gajah diberi
                                                                          2
          label “intelligent design”, sisi yang lain harus diberi label “Tuhan”.
                Inilah kesulitan bagi ilmuwan evolusionis ateis yang An-da saksikan di majalah-majalah dan televisi dan
          menulis buku-buku  yang mungkin Anda baca. Semua penelitian ilmiah yang mereka lakukan menunjukkan
          keberadaan Sang Pencipta. Akan tetapi, karena telah begitu mati rasa dan buta oleh pendidikan materialistik
          dogmatis, mereka masih saja bersikeras menolak.
                Mereka yang terus-menerus mengabaikan tanda-tanda dan bukti-bukti nyata keberadaan Pencipta akan
          kehilangan seluruh kepekaan. Mereka terperangkap dalam kepercayaan diri  yang menyesatkan  akibat
          memudarnya kepekaan, dan akhirnya menjadi pendukung kemustahilan. Contohnya Richard Dawkins, seorang
          evolusionis terkemuka yang menyeru umat Kristen untuk tidak meyakini mukjizat, bahkan jika mereka melihat
          patung Bunda Maria melambaikan tangannya. Menurut Dawkin, “Mungkin saja semua atom penyusun lengan
          patung itu kebetulan bergerak ke arah yang sama pada saat bersamaan — suatu kejadian dengan probabilitas
                                            3
          teramat kecil, tetapi mungkin terjadi.”
                Masalah psikis orang-orang yang tidak beriman telah ada sepanjang sejarah. Dalam Al Quran dinyatakan:

                “Kalau sekiranya Kami turunkan  malaikat kepada mereka, dan  orang-orang  yang telah mati
          berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya
          mereka tidak (juga) akan beriman,  kecuali jika  Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
          mengetahui.” (QS. Al An'aam, 6: 111)

                Sebagaimana dijelaskan ayat tersebut, pemikiran  dogmatis para  evolusionis bukan sesuatu yang baru,
          bahkan bukan karakteristik mereka  saja. Nyatanya, apa yang dipertahankan ilmuwan evolusionis bukanlah
          pemikiran ilmiah  modern, melainkan kebodohan yang telah  mendarah  daging sejak zaman  masyarakat
          penyembah berhala yang tidak beradab.
                Aspek kejiwaan yang sama disebutkan dalam ayat lain:
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11