Page 15 - Majalah POM Edisi 1 2019
P. 15
JELA J AH
FOKUSKAN PENGAWASAN DI DAERAH PERBATASAN,
“PRODUK KOSMETIK
MENJADI PRIORITAS KAMI”
Moch. Rahardi Putranto
Kepala Badan POM, Penny K. Lukito mengunjungi Pos Lintas
Batas Negara (PLBN) Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan
Timur pada hari Rabu (20/02) untuk berdialog dengan jajaran
yang bertugas di PLBN Aruk, yang berfungsi sebagai pusat
ekonomi, kantor imigrasi, dan bea cukai, termasuk fasilitas
impor yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak
17 Maret 2017.
Badan POM telah membangun Pos POM di beberapa wilayah
perbatasan di Indonesia. Pasalnya, kerap terjadi berbagai
permasalahan di wilayah perbatasan ini seperti kurangnya
perawatan dan fasilitas kesehatan, perdagangan ilegal, serta
kurangnya daya saing produk dalam negeri.
“Di perbatasan Aruk ini, Badan POM telah memiliki Pos POM “Mengingat ini wilayah perbatasan, mungkin akan muncul
yang sudah dibangun sejak tahun 2009, tetapi tidak aktif. Hari permasalahan terkait perdagangan, daya saing produk kita
ini kami datang untuk meninjau dan mencari masukan apakah dengan produk luar yang pasti bisa masuk ke Indonesia,
keberadaan Pos POM ini dibutuhkan dan dapat dikembangkan dan permasalahan lainnya. Maka saya harap dialog ini
lebih lanjut,” ujar Kepala Badan POM.
dapat memberi masukan tentang pengembangan dan
operasionalisasi Pos POM di Aruk,” lanjutnya.
Hingga saat ini, Badan POM telah melakukan pengawasan
obat dan makanan di kawasan perbatasan melalui 21 Balai
Besar POM dan 12 Balai POM yang berkedudukan di ibukota
provinsi, serta Kantor Badan POM di 40 Kabupaten/Kota di
30 provinsi. Selain untuk melakukan pengawasan obat dan
makanan, keberadaan Pos POM juga diharapkan mendukung
perkembangan perekonomian masyarakat setempat,
khususnya di sektor pangan dan obat tradisional.
“Kami mengharapkan masukan dari masyarakat untuk
meningkatkan pengamanan dari aspek perdagangan maupun
keamanan. Tahun ini kami banyak menemukan peredaran
kosmetik ilegal. Karena itu keluar masuknya produk kosmetik
menjadi salah satu fokus pengawasan kami,” tutup Kepala
Badan POM.
Majalah Pengawasan Obat dan Makanan / 15