Page 45 - MaPOM Vol.5/No.1/2023
P. 45
Ruang Tamu
"Saya Harus All Out." setiap penanganan bencana. hitungan minggu, kita tidak punya lagi
Saat Keppres Gugus Tugas nomor
Menurut Doni, menjadi ketua Gugus
Letnan Jenderal (Purn.) Doni Monardo 7 tahun 2020 resmi diluncurkan, Tugas artinya telah siap secara fisik dan reagen untuk tes PCR," ungkap Doni.
Kemudian, Doni menyampaikan
tepatnya pada 13 Maret 2020, Doni mental melakukan pelayanan terhadap laporan bahwa ketersediaan reagen
berkata. "Saya harus All Out. " masyarakat selama 24 jam. "Dalam PCR yang sudah kosong dalam
Alasan Doni, menjadi komandan atau Gugus Tugas orang-orang yang dipilih rapat kabinet. "Apa boleh buat saya
Pada gelaran Unjuk Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan di
Satu Sistem, pertengahan Februari 2023 lalu, BPOM menampilkan Persembahan panglima penanganan COVID-19 adalah yang siap bekerja 24 jam, sampaikan apa adanya. Mulailah kami
melakukan berbagai upaya dengan
melibatkan unsur TNI Polri dan tentunya
adalah kehormatan. Belum tentu bisa
Satu Manajemen, Simfoni Untukmu Indonesia serta apresiasi kepada lintas sektor selama didapatkan oleh jenderal manapun ASN BNPB. Tentunya mereka semua melakukan koordinasi dengan teman-
masa pandemi COVID-19. Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito memberikan
dalam rentang 50 atau bahkan
teman yang punya akses dengan pihak
siap kerja karena penyakit ini tidak kenal
waktu. Jadi disusunlah organisasi yang
luar negeri yang memiliki reagen PCR.
apresiasi dan penghargaan kepada lintas sektor baik dari sektor
100 tahun sekali. Berbeda dengan
Satu Komando lembaga, pelaku usaha, maupun perorangan yang berkontribusi dalam kesempatan menjadi Panglima TNI atau dirancang pak Dody Riswanto. Kami Saya dengar ada 50 ribu reagen yang
bekerja dari kantor. Saya memastikan
akan diambil negara lain dan kami
Kodam yang umumnya datang setiap
membangun kemandirian bangsa di bidang obat dan makanan, termasuk
penanganan COVID-19. tiga atau empat tahun sekali. pelayanan kepada masyarakat 24 jam. waktu itu mencoba cara agar reagen
"Ini sebuah kehormatan bagi saya Baru mulai saja daerah sudah teriak dikirim untuk Indonesia terlebih dulu.
ditugaskan presiden untuk menjadi tidak punya Alat Pelindung Diri (APD), Saya harus pontang-panting karena
untuk Gugus Tugas. Ada juga budayawan, ketua Gugus Tugas, saya akan bekerja tidak punya masker," kenang Doni. barang harus segera dibayar. Saya
musisi, relawan, tokoh agama, dan tentunya total selama 24 jam. Ini menyangkut Saat itu, Dirjen Yankes dr. Bambang harus mencari pihak yang mampu
kalangan medis khususnya dokter spesialis paru, kehidupan bangsa Indonesia. Mungkin Wibowo, Sp.OG(K), MARS mengatakan mendatangkan reagen karena kan
sampai dengan petugas lab, unsur TNI dan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada Doni, seharusnya sesuai SOP harus dibayar tunai. Semua proses
Polri, kalangan media, pengemudi ambulans, dengan pangkat bintang 4 atau jadi setiap puskesmas punya 50 APD, tapi pengadaan barang dan jasa di BNPB
petugas ambulans yang membawa pasien Panglima TNI ada banyak kesempatan ternyata tidak sesuai dengan kondisi di semua prosesnya transparan dilakukan
COVID-19 dari RT/RW sampai ke rumah sakit bisa didapatkan. Tapi menjadi ketua lapangan. "Awal pandemi, banyak sekali BPKP. Saat itu, mereka melakukan kerja
di seluruh daerah, termasuk penggali kubur. Gugus Tugas Penanggulangan dokter berguguran. Awalnya kami harus yang sangat ulet, melibatkan banyak
Bayangkan kalau penggali kuburnya mogok COVID-19, mungkin hanya 1 orang menyiapkan jumlah APD lebih banyak pihak dan lembaga lainnya sehingga
kerja. Mereka ini bagian dari orang yang sangat dalam 100 tahun. Saya tidak mau untuk dokter yang praktik. Mereka barang tersebut bisa sampai di tanah
berjasa kepada negara. Kita juga harus memberi menyia-nyiakan kesempatan itu," tukas bilang tidak mungkin mereka berhenti air. Saat itulah untuk pertama kali kita
penghargaan kepada mereka yang gugur. Doni. praktik. Kendala lainnya, kita hanya datangkan 50 ribu reagen PCR. Itulah
Harus dikenang jasanya.Tanpa bantuan mereka Situasi Indonesia di awal pandemi punya 1 laboratorium yaitu Litbangkes dinamika yang kami rasakan pada awal
yang bekerja di garis depan kasus COVID-19 menurut Doni memang sangat terlihat Kemenkes untuk tes COVID-19 pandemi COVID-19," jelas pria kelahiran
di Indonesia tak bisa dikendalikan," papar Doni kepanikan dan simpang siur. "Berita milik Kementerian Kesehatan. Satu 10 Mei 1963.
saat sesi wawancara dengan MaPOM, Selasa antara satu pihak dengan pihak lain laboratorium untuk melayani seluruh
(04/04/2023). berbeda-beda. Tanda petik, para Indonesia. Saya melaporkan kepada
Doni masih ingat betul awal mula Presiden pejabat kita membuat pernyataan presiden bahwa kita hanya punya satu Melawan Hoaks dengan Media
Joko Widodo menunjuk dirinya sebagai yang juga saling berbeda-beda. Tapi lab. Kemudian akhirnya ditambah Mainstream
Sejak menjabat di Gugus
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan semua itu dengan cepat dikomandoi menjadi 3 yakni laboratorium Universitas Tugas, Doni melihat bahwa masalah
COVID-19 (yang kemudian menjadi Satuan oleh Presiden. Semua akhirnya berada Indonesia, Universitas Airlangga dan penanganan COVID-19 itu ada tiga
Tugas). Menurutnya penunjukan sesuai dalam satu pintu," imbuh Doni. lembaga Eijkman.Tapi dalam hitungan hal. "Yang pertama virus COVID-19
ketentuan dengan Undang-undang Nomor 24 Sejak awal menjabat sebagai Ketua hari sudah pada melapor bahwa itu sendiri, kedua adanya ego sektoral
tahun 2007 yaitu BNPB diberi kewenangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan reagen dari seluruh indonesia sudah antar kementerian dan lembaga, lalu
dan tanggung jawab untuk menjadi koordinator COVID-19, ia telah mengusung sebuah menumpuk.Untuk kedua kalinya saya yang ketiga soal pemberitaan. Dalam
dalam menangani bencana alam dan non konsep. "Satu sistem, satu manajemen, lapor kepada Presiden Joko Widodo pemberitaan kami melibatkan media.
alam. Bencana non alam itu termasuk pandemi satu komando. Tentunya di bawah tentang adanya keluhan kekurangan Jadi semua media nasional juga berada
COVID-19. komando Presiden Joko Widodo, yang laboratorium. Presiden minta kami dalam satu sistem, satu manajemen,
"Banyak pihak mendorong saya dan bilang merupakan sebuah kepemimpinan berbicara kepada Kementerian satu komando. Bukan berarti kami
sebaiknya koordinator berasal dari BNPB dan nasional," tegas Doni. Kesehatan agar memberi izin swasta kontrol media, kami melibatkan media
sebagainya. Saya bilang, tunggu saja dulu Menurut Doni Seperti yang untuk mengembangkan laboratorium. untuk melawan hoaks atau berita
keputusan pemerintah dan ternyata waktu itu dikutip dari buku Satu Komando Masalah berikutnya muncul, ternyata bohong, untuk melawan berita yang
alah satu penghargaan diberikan kepada Letjen TNI (Purn) Doni presiden pun menugaskan BNPB. Secara fisik Doni Monardo, karya Egy Massadiah, kita tidak punya tenaga petugas lab. tidak benar, berita yang datang dari
Monardo, atas jasanya dalam penanganan pandemi COVID-19 dan mental saya sangat siap. Karena sudah penekanan pada "Satu Sistem, Satu Jadi kami dari Gugus Tugas membantu dalam dan luar negeri. Kalau tidak
dan pengembangan kemandirian vaksin dalam negeri. Mantan ada prakondisi dimana sebelumnya kami terlibat Manajemen, Satu Komando" menjadi menjembatani seluruh provinsi ada media mainstream, maaf, sekali
SKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam proses pemulangan warga negara sangat relevan, baik dalam konteks untuk mendapatkan pelatihan. Kami lagi maaf rakyat tidak tahu kepada
sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Indonesia yang ada di Wuhan dan kita juga penanganan bencana alam dan non menempatkan Liaison Officer (LO) siapa harus bertanya. Ketika media
Monardo mendedikasikan sepenuhnya penghargaan ini untuk seluruh memulangkan pekerja migran yang bekerja di alam, hari ini dan yang akan datang. dari unsur TNI, Polri, dan gabungan mainstream memberikan informasi
relawan dan tenaga medis yang berjibaku dalam penanganan COVID-19. kapal pesiar.Semua itu membutuhkan koordinasi Sedangkan makna "Satu Komando" dari Kemenkes. Keberadaan LO atau sosialisasi berita yang diterbitkan
"Saya menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan, tapi lintas instansi. Kalau waktu itu tidak bagus, pasti adalah semua unsur yang terlibat memudahkan koordinasi antara pusat mereka mulai mengikuti media
penghargaan ini tidak bisa hanya untuk saya pribadi. Saya membawa akan banyak komplain. Alhamdulillah lancar di bawah satu kendali komando dengan daerah. Kemudian yang terjadi mainstream. Akhirnya sosialisasi media
begitu banyak pihak, ada tim pakar berbagai macam institusi yang bekerja semua," jelas Doni. kepemimpinan. Doni melakukannya di adalah reagen tes PCR habis dalam lah yang membantu mengedukasi
42 43
Vol. 5/No. 1/2023 Vol. 5/No. 1/2023