Page 63 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 63

Judul                 : BPOM Izinkan Favipiravir dan Remdesivir untuk Obat Pasien
                                       COVID-19 untuk Keadaan Darurat

               Nama Media            : era.id
               Tanggal               : 6 Oktober 2020

               Halaman/URL          : https://era.id/nasional/39762/bpom-izinkan-favipiravir-dan-remdesivir-
                                      untuk-obat-pasien-covid-19-untuk-keadaan-darurat

               Tipe Media            : Online



                                                           Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  (BPOM)
                                                           mengeluarkan  izin  penggunaan  dalam  kondisi
                                                           darurat atau emergency use authorization (EUA)
                                                           untuk  favipiravir  dan  remdesivir  sebagai  obat
                                                           bagi pasien Covid-19.

                                                           BPOM mengizinkan penggunaan favipiravir
                                                           untuk  mengobati  pasien  Covid-19  dengan
                                                           derajat  ringan  dan  sedang  yang  dirawat  di
               rumah  sakit.  Adapun  remdesivir  untuk  menyembuhkan  pasien  Covid-19  dengan
               derajat berat yang dirawat di rumah sakit.

               Kepala BPOM Penny K. Lukito menjelaskan, pihaknya mengeluarkan EUA setelah
               melakukan uji klinis atas favipiravir dan remdesivir. Pada 3 September 2020, BPOM
               menerbitkan  EUA  kepada  perusahaan  farmasi  PT  Beta  Pharmacon  (Dexa  Group)
               yang membuat favipiravir dengan merek Avigan. Selain itu, BPOM juga mengeluarkan
               EUA bagi PT Kimia Farma yang membuat versi generik favipiravir. Selanjutnya pada
               19  September  2020,  BPOM  mengeluarkan  EUA  untuk  remdesivir  kepada  Industri
               Farmasi PT Amarox Pharma Global, PT Indofarma, dan PT Dexa Medica.

               "Penerbitan EUA diharapkan  dapat memberikan  percepatan akses  obat-obat  yang
               dibutuhkan  dalam  penanganan  Covid-19  oleh  para  dokter  sehingga  mempunyai
               pilihan  pengobatan  yang  sudah  terbukti  khasiat  dan  keamanannya  dari  uji  klinis.
               Tersedianya obat-obat tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka kesembuhan
               dan menurunkan angka kematian pasien Covid-19 yang menjadi target pemerintah
               dalam  percepatan  penanganan  Covid-19,"  papar  Penny  dalam  siaran  pers,  Senin
               (5/10).

               BPOM tidak hanya mengeluarkan EUA. Sebab, BPOM juga mengawasi penyaluran
               dan  peredaran  produk-produk  yang  telah  memperoleh  UEA.  Pengawasan  bisa
               dilakukan melalui evaluasi pelaporan realisasi importasi, produksi dan distribusi obat.

               Selain  itu,  BPOM  juga  mewajibkan  industri  farmasi  untuk  menjamin  mutu  obat,
               melakukan  uji  klinis  di  Indonesia  untuk  memastikan  khasiat  dan  keamanan  obat.
               BPOM  juga  melakukan  farmakovigilans  melalui  pemantauan  dan  pelaporan  efek
               samping  obat  yang  harus  dilaporkan  secara  berkala.  Farmakovigilans  merupakan
               kegiatan pemantauan dan pelaporan kejadian tidak diinginkan pada pasien.
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68