Page 346 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 346

dan makanan, BPOM RI tentunya sudah sepenuhnya melakukan
               apa yang menjadi tugas pokok dan fungsinya baik dalam rangka
               pemberian cara pembuatan obat yang baik (CPOB),  izin edar dan
               juga cara distribusi obat yang baik (CDOB)  kepada industri farmasi
               dan/atau pedagang besar farmasi (PBF) termasuk importir  bahan
               baku  dan obat dengan memberlakukan persyaratan  yang ketat
               yang kadangkala terkesan sulit dan rumit sekali. Semua itu demi
               melindungi masyarakat dengan memastikan obat dan makanan
               yang mereka beli dan konsumsi aman, berkhasiat, dan bermutu
               serta sekaligus melindungi produsen dari  segala liabilitas  hukum
               di kemudian hari jika terjadi sesuatu dengan produk yang mereka
               pasarkan.
                   Peraturan  otoritas  obat  dan  makanan  global  juga  mem ber­
               la kukan  ketentuan  yang ketat  bagaimana  bahan  baku  obat  dan
               makanan yang digunakan oleh industri farmasi dan pangan olahan
               harus  memiliki  certificate  of  analysis (CoA) dari laboratorium
               terakreditasi yang menyatakan hasil pengujian telah sesuai dan
               memenuhi spesifikasi yang ditetapkan ketika produsen menga ju­
               kan izin edar produk yang mereka hasilkan kepada BPOM RI. Tidak
               cu kup dengan CoA saja, produsen juga punya kewajiban untuk
               melakukan quality assurance (QA) dan quality control (QC) mulai
               dari bahan baku yang siap digunakan sampai setelah produk jadi
               sebelum diedarkan ke pasar. Bahkan ada kewajiban berlapis yang
               mewajibkan setiap bets produksi menyimpan  retained sample
               sampai 1 tahun dari sejak masa kedaluwarsa produk tersebut.
                   Ketentuan tersebut berlaku universal untuk setiap produk

               obat  karena adalah tanggung jawab sepenuhnya dari setiap pro­
               du sen untuk memastikan seluruh produk yang mereka lepaskan
               ke pasar memenuhi ketentuan penjamin keamanan, khasiat, dan
               mutu. Ketentuan ini bisa dianalogikan dengan  kepemilikan surat
               izin  mengemudi (SIM) kendaraan  bermotor  yang  didapatkan
               oleh seseorang dengan mengajukan permohonan kepada Polri.
               Permohonan untuk mendapatkan SIM tersebut harus dilengkapi
               dengan  seluruh persyaratan,  termasuk  harus  lulus ujian  tertulis
               dan praktek mengendarai kendaraan bermotor sesuai tipe SIM
               yang dimintakan. Detik begitu SIM diserahkan oleh petugas Polri,
               berlaku tanggung jawab penuh terhadap liabilitas yang timbul
               akibat mengendarai kendaraan dengan SIM tersebut. Apapun



                                                                       301
   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351