Page 38 - kerajaan-kerajaan maritim
P. 38
b. Hubungan Dagan Cina dengan Indonesia
Hingga kini belum diketahui secara
pasti awal mula hubungan dagang antara Cina dan
Indonesia. Para ahli memperkirakan hubungan
Cina dengan dunia luar dimulai sekitar
abad II Masehi. Pada abad ini Dinasti Han
Gambar kayu gandaru campuran mencoba meluaskan wilayah kekuasaan ke luar
minyak wangi
Cina. Pada abad IV Masehi CIna berhasil
menguasai Tonkin. Sejak saat itu pengaruh Cina
semakin berkembang kea rah selatan Asia
Tenggara seperti Funan dan Semenanjung
Malaka.
Menurut O.W. Walters, kegiatan pelayaran
awal antara Cina dan Kepulauan Indonesia terjadi sekirar
Kegiatan transaksi dagang antara abad III-V Masehi. Wolters mendasari pendapatnya dari
pedagang Cina denga pribumi
catatan Fa-Hsien yang pada tahun 413 menempuh
perjalanan dari Yeh-Po-Ti untuk kembali ke CIna.
Oleh para ahli Yeh-Po-Ti diartikan sebagai Pulau Jawa. Wolters juga menjelaskan bahwa
pedagang Cina kalah bersaing dengan pedagang India dalam kegiatan perdagangan di Asia
Selatan. Akibatnya, pedagang Cina memilih mengalah mengalihkan kegiatannya ke Indonesia.
Barang-barang yang diperdagangkan antara pedagang CIna dan Indonesia memliki
nilai ekonomi tinggi. Kualitas komoditas Indonesia sudah setara dengan komoditas dari Asia
Barat. Komoditas Indonesia tersebut berupa bahan wangi-wangian yang sering digunakan
bangsawan Cina seperti kemenyam, kapur barus, kayu gaharu, dan kayu cendana. Para
pedagang Cina juga membeli rempah-rempah, hasil kerajinan, dan kulit binatang yang hanya
terdapat di Indonesia
Begitu banyak komoditas perdagangan Indonesia yang menarik minat pedagang-pedagang
asing. Tidak mengherankan jika Indonesia menjadi surga bagi para pedagang asing.
II. Akulturasi Budaya nusantara dengan Budaya Hindu-Buddha
Bangsa kita telah memiliki peradaban yang tinggi, yang dapat kita lihat dari berbagai
peninggalan budaya. Salah satunya Punden Berundak-undak yang fungsinya sebagai tempat
29.