Page 140 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 140

125


                             5.2.3  Warna
                                 Ragam  hias  yang  disebutkan  di  atas,  pada  umumnya  tidak
                             mem i I iki warn a yang mengikat art inya tidak boleh tidak berhubungan
                             dengan  aturan-aturan  yang  ditetapkan,  tapi  si  pembuat  dengan  bebas
                             memilih  warna  yang  dikehendakinya.  Warna-warna  itu  biasanya
                             dipilih sesuai dengan  warna aslinya.  Misalnya  untuk  daun dan batang
                             tumbuh-tumbuhan  dipilih  warna kuning kemerah-merahan.
                                 Untuk  motif-motif  yang  digunakan  pada  ukiran  kayu  biasanya
                             tidak  diberi  warna  apapun,  dibiarkan  menuruti  vvarna  kayunya.
                                 Demikian pula untuk motif-motif kangkungan yang banyak dibuat
                             di  tembok-tembok  batu.  dibiarkan  sesuai  dengan  warna  temboknya
                             (putih).
                                 Warna-warna  untuk  ragam hias tersebut  secara bebas  dipilih oleh
                             penciptanya  disesuaikan  menurut  keperluan  dan  disesuaikan  pula
                             dengan  selera  penciptanya  (pengukir).  Yang  ditonjolkan  adalah
                             bentuk-bentuk  halus  dan  kasar.  garis-garis  tegang  dan  lembut  dari
                             masing-mas ing jen is  ragam  h ias.


                             5.2.4  Cara  Membuatnya
                                 Motif-motif  itu  banyak  dibuat  pada  ukiran-ukiran  dengan  cara
                             diukir  (ditatah)  pada  kayu-kayu  batangan untul-.  tiang-tiang atau  p ada
                             kayu-kayu  potongan  (lempengan),  untuk  lubang-lubang  angin  dan
                             daun pintu a tau jende Ia.  U ntuk kayu-kayu batangan si pem buat (tukang
                             ukir)  membuat  terlebih  dahulu  pola  ukiran  tersebut  sesuai  dengan
                             besar  kecilnya  batang kayu yang dipakai.  Pola ukiran dibuat pada daun
                             gayam atau  p ada kulit kayu  yang di tatah dengan  '\verti".  ditempelkan
                             ukurannya  untuk  memperoleh  ukuran  yang  diinginkan  pada  batang
                             kayunya,  selanjutnya  dengan pola itu  si pengukir menatah  kayu-kayu
                             secara  lam bat  laun  satu  dem i  satu.

                                 Berfungsi  sebagai  pens i I  untuk  pem indah  pol a  pad a  kayu
                             digunakan  alat  yang  disebut "werti" yakni usuh yang lancip ujungnya.
                             Selanjutnya  p ola  diperbaiki  (diratakan).  ditatah  dengan  alat  "tatah".
                             "pangot"  dan  "patuk.  Untul-.  memperoleh  ul-.iran  yang  mengkilat.
                             ukiran  yang  telah  selesai  menurut  pola  tadi  digosok  dengan  bahan
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145