Page 156 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 156
141
sejenis daun tumbuh-tumbuhan atr yang hidupnya di sawah-sawah
yang berair dengan jumlah kelopak daun empat buah. Pola wajikan
dibuat dengan menyilangkan potongan-potongan kayu melintang
sedemikian rupa sehingga membentuk gambar-gambar wajikan(kuwe
wajik)
Ragam hias dengan pola rusuk ikan, dibuat dengan cara menatah
bagian-bagian yang menjadi lubang-lubang jalan keluar masuknya
angin dari dalam ke luar ruangan atau sebaliknya
5.6.5 Penempatan
Pola "angen" banyak dipergunakan pada lubang-lubang angin di
·
atas pintu atau jendela. Pola wajikan banyak dipakai pada lubang
lubang angin dan di pagar-pagar teras (tepas) rumah yang membatasi
ruangan tepas itu dengan halaman rumah.
Ragam hias dengan pola sarigsig banyak dipakai untuk daun-daun
pintu, di depan atau di tengah pada rumah-rumah tempat tinggal,
berfungsi sebagai pengatur udara di dalam ruangan.
5.6.6 Arti dan Maksud
Ragam hias swastika sebagai lambang peredaraan bintang-bintang
khususnya matahari, tergambar pada pola angen. Pola angen yang
mempunyai arti pokok gagasan asalmula benih sebelum berkembang,
melambangkan seorang yang berusaha tents. Pola ini dipakai agar
sipenghuni rumah memiliki kemampuan untuk mangembangkan
pikiran, memelihara kesinambungan warisan ketentuan yang telah
ditetapkan sejak ner�ek moyangnya dan m_enerapkannya bagi
kehidupan sekarang. Pola angen yang sering nampak di lubang-lubang
angin banyak macamnya antara la_in pola kombinasi yang disebut
dengan istilah lokal "oyod mingmang", yakni akar tumbuh-tumbuhan
yang menjalar melitit dan tidak beraturan. Menurut kepercayaan, kayu
jenis ini memiliki kekuatan gaib (supernature power) dengan
mengatakan, bahwa siapa saja orangnya yang melewati dekat pohon
ini akan kehilangan jejak (tersesat). Oyod mingmang sering diukirkan
atau dipasang di atas muka pintu. maksudnya untuk menolak segala
mara bahaya yang datang.