Page 27 - MatrixMagz_id coba online
P. 27

Dan  benar  saja,  pintunya  langsung  terbuka.                          “Wah,  sepertinya  kita  menemukan  petunjuk

         Kami mematung sejenak karena kagum dan terkejut.                         baru. Hebat Monic!” sorak Clarissa girang.
         Ternyata pintu ini mengarah ke dunia penyihir. Monic                            Kamu segera membolak-balik halaman di buku

         pun  menyarankan  untuk  bertanya  keberadaan  kami                      tua itu. Anehnya buku itu kosong sama sekali. Seketi-
         pada  rumah  yang  ditunjuk  Monic  secara  asal.  Kami                  ka  harapan  kamu  sirna.  Dalam  hati,  kami  merasa

         pun setuju.                                                              kecewa sekali dengan isi buku tua itu. Akan tetapi be-

                Tok.. tok.. tok.. Terdengar bunyi ketukan pintu.                  berapa  menit  kemudian  aku  bangkit  kembali  dan
         Beberapa detik kemudian pintu rumah penyihir ter-                        memberikan aba-aba penyemangat kepada mereka,

         buka.  Terlihat seorang  penyihir  yang sudah  tua  dan                         “Ayo semangat kawan-kawan! Hanya kita yang
         jelek. Tidak ada yang memerhatikan ruangan dalam                         bisa  menyelamatkan  jiwa  kebahagiaan  orang-orang.

         rumah  penyihir  selain  aku  dan  Clarissa.  Sekilas  ter-              Termasuk teman-teman kita di 7C.”
         lihat  bayangan  samar-samar  di  dalam  botol  alias
                                                                                         “Iya,  aku  yakin  kita  akan  mendapat  petunjuk
         toples. Di saat yang bersamaan, Monic, Bin-bin dan
         Lala sedang berbincang dengan si penyihir.                               lagi,”  sambut  Clarissa dengan semangat  yang mem-
                                                                                  bara.
                “Permisi  bu,  kami  mau  bertanya.  Sebenarnya
                                                                                         “Kalau begitu aku minum dulu ya,” kata Bin-bin.
         kami ini ada dimana ya?” tanya Lala dengan sopan.
                                                                                         Kami  hanya  mengiyakan.  Beberapa  detik
                “Tidak  bisakah  kalian  melihat?!!?  Sudah  jelas
                                                                                  kemudian, aku berteriak, “Bin-bin! Jangan minum air
         kalian berada di Magic Land!” jawab penyihir dengan

         kesal karena merasa terganggu.                                           itu!”  (bersambung)

                Di sisi lain aku dan Clarissa tercengang setelah
         menyadari  bahwa  bayangan  samar-samar  itu

         merupakan  jiwa  kebahagiaan  yang  dimiliki  oleh
         teman-teman kami.

                Segera, aku dan Clarissa mengajak Monic, Bin-

         bin dan Lala menjauh dari tempat itu dengan lirikan
         mata.  Mereka  langsung  mengerti.  Lalu  kami  pun

         duduk  di  belakang  sebuah  pohon  besar  yang  tak
         diketahui namanya.

                “ Kenapa kamu meminta kita segera pergi dari

         rumah penyihir itu?” Bin-bin pun bertanya.

                Aku  pun  menjelaskan  dengan  ekspresi  serius,
         “Apakah kalian memerhatikan toples-toples di dalam

         rumah penyihir itu?”

                Semuanya  menggelengkan  kepala  kecuali
         Clarissa.  Clarissa  menarik  nafas  panjang  dan

         menjelaskan  secara  terperinci  tentang  apa  yang  ia
         lihat di rumah penyihir tersebut. Seketika raut wajah

         Monic,  Bin-bin  dan  Lala  berubah  menjadi  serius
         bercampur kaget.

                “Ini  berarti  kita  harus  mengambil  toples  dari

         penyihir  itu!”  ujar  Lala.  Kami  mengangguk
         mengiyakan.


                Monic  yang  saat  itu  sedang  bengong  tiba-tiba
         terkejut  melihat  kilauan  cahaya  dibalik  rerumputan
         tebal.  Monic  pun  mendekati  rerumputan  tebal  itu

         dan menemukan sebuah buku tua.

                “Li-lihat  teman-teman,  aku  menemukan  buku
         tua  ini  dibalik  rerumputan,”  kata  Monic  yang  agak

         bingung.
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31