Page 13 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Ketiga_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 13
Sedangkan untuk bepergian haji dan umrah, seorang
perempuan hanya boleh pergi tanpa mahram atau suami untuk
tujuan haji dan umrah yang wajib. Jadi jika seorang perempuan
hendak bepergian haji hendaklah pergi dengan suaminya, atau
seorang mahram, atau beberapa perempuan yang terpercaya
yang sudah baligh atau mendekati baligh, bahkan menurut
sebagian ulama meskipun hanya satu orang. Jika tidak bisa
mengajak orang-orang tersebut maka ia hanya boleh bepergian
untuk haji yang wajib saja. Ini menurut pendapat Imam Syafi'i
saja. Sedangkan menurut para imam yang lain seperti al Imam
Abu Hanifah, Malik dan Ahmad menurut mereka tidak boleh
seorang perempuan bepergian haji tanpa mahram baik untuk
tujuan haji yang wajib maupun yang sunnah.
Jadi untuk selain tujuan haji yang wajib seperti haji
yang sunnah seorang perempuan tidak boleh melakukan safar
sendirian, meskipun ada beberapa orang perempuan yang
terpercaya, baik untuk tujuan berziarah ke makam Rasulullah
atau berziarah ke makam para wali apalagi untuk tujuan
berekreasi. Jika seorang perempuan melakukan perjalanan jauh
tanpa mahram atau suami tanpa ada keadaan darurat yang
memaksanya pergi maka ia telah melakukan dosa kecil.
9