Page 182 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 182

1      Keadaan Ekonomi Indonesia Masa


                            Demokrasi Liberal (1950-1959)



                                            Kita  sudah  mempelajari  politik  demokrasi
                                       parlementer  dan demokrasi terpimpin  di bab
                      reminder         sebelumnya. Pada bab ini kita akan membahas
               Sebelum tahun 1950,     perjalanan  sistem ekonomi  pada  masa demokrasi
               pembangunan ekonomi
               memfokuskan kepada      perlementer  dan demokrasi terpimpin.  Setelah
               kebutuhan pangan,       berakhirnya  Konferensi  Meja  Bundar  (KMB)  maka
               sektor pertanian        berakhir  pula  konflik  Belanda  dengan  Indonesia.
               mendapatkan perhatian   Selain itu, Indonesia juga mendapatkan pengakuan
               lebih
                                       resmi di  dunia  internasional  sebagai  negara
                                       kedaulatan.  Namun dibalik  itu  Indonesia  memiliki
            tantangan baru yang tak kalah rumitnya. Tantangannya yaitu bagaimana cara
            mengatur dan menjalankan negara yang baru saja merdeka agar  rakyatnya

            sejahtera. Selain itu, Indonesia mendapatkan beban hutang luar negeri yang
            tinggi  sebagai  akibat  dari  ketentuan-ketentuan  KMB.  Butir-butir  penting  dari
            ketentuan itu adalah sebagai berikut:
                  1.  Perusahaan Belanda bebas beroperasi dan mentransfer semua laba

                      yang didapat seperti sebelum terjadinya peperangan.
                  2.  Indonesia menanggung pembayaran utang pemerintah Hindia-Belanda
                      (dalam negeri dan luar negeri) sebesar USD 1,13 milyar.
                  3.  Indonesia harus berkonsultasi kepada Belanda bahkan Indonesia harus

                      meminta persetujuan pemerintah Belanda dalam kebijakan tertentu.
                  4.  Indonesia  menanggung  biaya  17.000  karyawan  eks  Belanda  dan
                      menampung 26.000 tentara eks KNIL.  1












            1   Estri A Budihabsari, Ekonomi Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2016). h. 87.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            178
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187