Page 187 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 187

mengenai impor. Penerimaan T.P.I sendiri cukup besar yaitu berjumlah Rp.1,6
            Milyar. Pemerintah menekan defisit tersebut menjadi Rp.2 Milyar dengan cara,
            yaitu:
             1.  Mengadakan Penghematan keras dalam banyak  pengeluaran terutama

                 pengeluaran rutin yang berlebihan.
             2.  Menyempurnakan penerimaan pajak dan memperbaiki cara-cara dan dasar
                 pemungutan.
             3.  Terus berlangsungnya serta dipegang teguhnya peraturan yang telah berjalan

                 mengenai pengawasan preventif oleh pihak Kementerian Keuangan.
                  Langkah kedua adalah  rancangan anggaran belanja untuk Tahun  1956
            telah  dipersiapkan  pemerintah.  Untuk  tahun  1956  defisit  anggaran  belanja
            akan diperkecil oleh pemerintah dengan cara memperluas pajak-pajak langsung

            sehingga akan tercapai anggaran negara yang seimbang.
                  Langkah  Ketiga  adalah  Pemerintah  melakukan  penyelidikan  tentang
            devisen yang menghasilkan data  Reserve  devisen yang berjumlah  Rp.1.522
            Juta pada tanggal 1 Juli 1955 dan pada 1 Januari 1955 sebesar Rp.1.620 juta.

            Setengah tahun pertama 1955 realisasi impor sebesar Rp.2,8 Milyar termasuk
            impor pemerintah kurang lebih Rp.0,3 Milyar. 9
                  Pada  masa kabinet Ali  sampai  kabinet Burhanuddin Harahap, berbagai
            peraturan ekspor-impor  yang membingungkan menyebabkan  penyebaran

            barang-barang  tidak  merata  dan  terjadi  ketegangan-ketegangan  akibat
            derasnnya arus barang-barang tersebut. Sistem dan peraturan-peraturan yang
            membingungkan dan merugikan dalam segi ekonomi keuangan itu antara lain
            transaksi kompensasi Hongkong, perdagangan barter, transaksi paralel, kredit-

            kredit Eropa Barat, transaksi-transaksi berjangka, transaksi antara pemerintah
            dengan pemerintah, pembelian-pembelian  pemerintah melalui  J.P.P,  dan
            impor bebas devisen yang sangat merugikan negara. Oleh sebab itu Perdana
            Menteri  Burhanuddin  Harahap  melaksanakan  tindakan  baru  pada  ekonomi-

            moneter  khususnya  dalam  bidang  impor.  Terbukti  dari  jumlah  devisen  yang
            diberikan tanggal 15 September 1955 - 18 Oktober 1955 berjumlah Rp. 448 juta,
            pemerintah telah memberikan devisen lebih banyak kepada importir nasional,
            dan pada importir asing sebesar Rp.188 juta.


            9   Ernawati, Op.Cit. hh. 83-84

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            183
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192