Page 212 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 212
Pada masa Demokrasi Terpimpin dan kabinet Karya ia ditunjuk sebagai
Ketua Dewan Perancang Nasional (Dapernas). Selama ia menjadi ketua Dapernas
tersebut, ia dan anggotanya yang berjumlah 80 orang yang terdiri atas wakil
golongan, wakil masyarakat, dan daerah, dalam waktu kurang 1 tahun dari
pembentukkannya berhasil membuat suatu “Rancangan Dasar Undang-Undang
Pembangunan Nasional Sementara Berencana Tahapan Tahun 1961-1969” yang
lebih dikenal dengan Pembangunan Semesta 8 tahun. 60
d. Jenderal A.H Nasution
Jenderal Besar TNI (Purn.) Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan,
Sumatera Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000
pada umur 81 tahun). Beliau adalah salah satu tokoh besar, seorang pahlawan
nasional Indonesia, dan salah satu yang berjasa dalam pengembangan dinas
ketentaraan Indonesia. Di masa mudanya beliau juga turut berperang (gerilya)
untuk mempertahakan kemerdekaan.
Gambar 5.6 A.H Nasution
Sumber: www.google.co.id/image
Pada masa pemerintahan demokrasi terpimpin yang dipimpin langsung
oleh Presiden Soekarno dengan sistem ekonomi terpimpin pula, pemerintah
cenderung lebih dekat dengan paham Marxisme. Hal ini kemudian berdampak
pada kedekatan antara Presiden dengan PKI. Disamping itu konsepsi presiden
mengenai Nasakom membuat Jenderal A.H Nasution memulai sikap permusuhan
dengan Pemerintahan. Beliau dikenal sebagai salah satu perwira tinggi Abri
yang anti dengan komunisme. Pada masa Demokrasi Terpimpin ada 3 kekuataan
yang mempengaruhi Pemerintahan dan membuat konflik yang akhirnya juga
menganggu perekonomian di Indonesia pada masa itu.
Pada mei 1959 militer mengeluarkan larangan bagi orang asing untuk
60 Poesponegoro dan Notosoesanto., Op.Cit. h. 429
Sejarah Nasional Indonesia VI 208