Page 276 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 276

RANGKUMAN




                  Perdana menteri Ali Sastroamidjojo mendasarkan usulannya atas kenyataan
            bahwa dalam forum PBB telah muncul semacam konsultasi dan kerjasama antar
            negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka dalam menghadapi berbagai

            masalah. Tetapi diluar forum PBB mesin penampung dan mesin penggeraknya
            tidak ada. Itulah sebabnya maka dirasa perlu untuk memberikan bentuk yang
            lebih nyata dalam konsultasi dan kerjasama itu dan konferensi yang lebih luas
            antar para Perdana Menteri negara-negara Asia dan Afrika.

                  Dalam  pertemuan tersebut  Perdana  Menteri Indonesia  mengusulkan
            agar diadakan suatu pertemuan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dengan tujuan
            mempererat kerjasama antara mereka guna meningkatkan usaha-usaha kearah
            pencapaian perdamaian dunia. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo mengusulkan

            suatu tujuan penting dari politik luar negeri Indonesia untuk pertama kalinya
            yang diucapkan dimuka umum tahun 1953.
                  Setelah Konferensi Bogor, Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan dari tanggal
            18-25 April 1955 di Gedung Merdeka (Bandung) dengan dihadiri oleh 24 negara

            undangan dan 5 negara pengambil prakarsa yaitu :
                  Indonesia              : Mr. Ali Sastroamidjojo
                  India                  : Pandit Jawaharlal Nehru
                  Pakistan               : Mohamad Ali

                  Burma                  : U Nu
                  Sri Langka             : Sir John Kotelawala


                  Ada 3 masalah pokok yang dibicarakan dalam Konferensi ini yaitu, kerjasama

            ekonomi, kebudayaan dan politik. Dalam masalah politik juga dibicarakan juga
            tentang soal hak asasi manusia, hak menentukan nasib sendiri, kolonialisme,
            perlucutan senjata, dan koeleistensi secara damai.
                  Sejak Konferensi Bandung Dunia mengalami perubahan-perubahan sosial

            ekonomi dan politik yang merugikan kaum Imperialis, ada tantangan dari sudut
            ini namun dibantu oleh kaum reaksi dalam negari, kaum feodal atau feodal baru,



                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            272
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281