Page 455 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 455

RANGKUMAN



                  Latar belakang pembebasan  Irian  Barat perjuangan bangsa  Indonesia
            untuk mempertahankan wilayah Irian Barat tetap pada wilayah Indonesia yaitu
            berawal dari hasil dari  KMB ( Konferensi Meja  Bundar) di Den Haag pada tahun

            1949 mengenai masalah Irian Barat yang akan diselesaikan satu tahun setelah
            pengakuan  kedaulatan  RIS.  Penyelesaian  kasus  sengketa Irian  Barat antara
            Indonesia dilakukan dengan berbagai cara.
                  Pertama, setelah adanya pembatalan hasil KMB tersebut yang dilakukan

            Indonesia adalah dengan cara persiapan dalam bidang militer. Dalam rangka
            persiapan bidang militer pemerintah RI mencari bantuan senjata keluar negeri.
            Pada  bulan  Desember  1960  Menteri  Keamanan  Nasional/  Kasad  Jenderal
            Nasution bertolak ke Moskow dan berhasil mengadakan perjanjian pembelian

            senjata.  Misi  tersebut  disususl  misi  kedua  tahun  1961  dan  ketiga  (  untuk
            penyempurnaan  dan  dan  tambahan,  juga  mengunjungi  beberapa  negara:
            India, Pakistan, Muang Thai, Pilipina, Australia, Selandia Baru, Jerman Perancis,
            dan Inggris untuk menjajagi dan mendapatkan kesan dari negara-negara itu,

            seandainya terjadi perang antar Indonesia dan Belanda
                  Kedua, selain bidang militer yaitu dengan adanya Diplomasi internasional.
            Melalui cara ini, Indonesia mendekti beberapa negara seperti India, Pakistan,
            Australia, Selandia  Baru,  Thailand,  Britania  Raya, Jerman,  dan  Perancis  agar

            mereka  tidak  memberi  dukungan  apabila  pecah  perang  antar  indonesia  dan
            Belanda. Dalam sidang umum PBB tahun 1961 sekjen PBB U Thant meminta
            Bunker untuk penyelesaiana masalah Papua bagian barat. Bunkervmengusulkan
            agar maslah ini diselesaikan dalam jangka waktu dua tahun.

                  Ketiga, selain itu juga Indonesia juga menempuh konfrontasi bidang politik
            dan Ekonomi. Pada tanggal 27 Desember 1958. Presiden Soekarno mengeluarkan
            UU No. 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia,
            selain itu juga beberapa kebijakan lainnya yaitu: memindahkan pasar pelelangan

            tembakau Indonesia ke Bremen( Jerman Barat); aksi mogok buruh perusahaan
            Belanda  di  Indonesia;  melarang maskapai  penerbangan belanda  melintas di
            wilayah Indonesia; melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda.


                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            451
   450   451   452   453   454   455   456   457   458   459   460