Page 450 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 450
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belanda mulai menyadari bahwa jika
25
Irian tidak di serahkan secara damai kapada Indonesia, Indonesia akan berusaha
membebaskannya dengan kekuatan militer. Persiapan konfrontasi pun
26
dilakukan dibidang fisik mulai di persiapkan rencana untuk mengirim pemuda-
pemuda Indonesia ke daratan Irian Barat, terutama mereka yang berasal dari
sana. Tujuan dan kewajiban para pemuda tersebut adalah menentang setiap
kekuasaan asing yang di lakukan dengan kekerasan dan mempersiapkan kantong-
kantong gerilya sebagai inti kekuasaan de facto Republik Indonesia. Karena letak
geografis Irian Barat sebagai suatu pulau tersendiri yang terpisah dari pulau-
pulau Indonesia lainnya, maka penambahan kekuatan militer Indonesia banyak
dipergunakan untuk kebutuhan armada laut dan udara. Menghadapi persiapan-
persiapan militer Indonesia pihak Belanda mengajukan protes kepada PBB
dengan menuduh Indonesia melakukan agresi.
27
Selanjutnya Belanda memperkuat kedudukannya di Irian dengan
mendatangkan bantuan dan mengirim kapal perangnya ke perairan Irian.
Disamping itu TNI kemudian membuat strategi untuk memasukkan Irian Barat ke
dalam wilayah RI. Sebaliknya Belanda terus memperkuat
posisi dan organisasi militernya di Irian. Karena Belanda
reminder tetap tidak mau berunding tentang pengembalian Irian
Pada tanggal Barat ke dalam wilayah RI, maka indikasinya adalah
19 Desember bahwa penggunaan kekerasan bersenjata tidak dapat di
1961, pada rapat
raksasa di alun- hindarkan. 28
alun Yogyakarta, Pada tanggal 19 Desember 1961, pada rapat
presiden Soekarno raksasa di alun-alun Yogyakarta, presiden Soekarno
mengumumkan
gerakan Tri mengumumkan gerakan Tri Komando Rakyat (Trikora)
Komando Rakyat sebagai perjuangan nasional untuk merebut Irian
(Trikora) sebagai
29
perjuangan nasional Barat. Operasi Trikora adalah konflik dua tahun yang
untuk merebut Irian dilancarkan Indonesia untuk untuk menggabungkan
Barat wilayah Irian Barat ke wilayah Republik Indonesia.
25 Cholil, Sejarah Operasi-Operasi Pembebasan Irian Barat, (Jakarta: Departemen Keamanan dan Pusat
Sejarah ABRI, 1979). h. 21.
26 Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. h. 440
27 Suryohadiprojo. Op.Cit. h. 118
28 Ibid, h. 188
29 Instituute Voor De Marine. Dan Toch Maar, (Jakarta: Kompas, . 2009). h. 494
Sejarah Nasional Indonesia VI 446