Page 453 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 453
memasukkan wilayah tersebut kedalam kekuasaannya. Markas besar umum
angkatan perang Belanda di Irian Barat berada di Hollandia (Jayapura) yang juga
merupakan pusat pemerintahan.
32
Operasi Jayawijaya direncanakan untuk melaksanakan serangan terbuka
merebut daerah Irian Barat. Operasi itu di bagi atas: Operasi Jayawijaya 1
untuk merebut keunggulan di udara dan di laut. Operasi jayawijaya II bertujuan
merebut Biak. Operasi Jayawijaya III bertujuan merebut Holandia (Jayapura) dari
laut. Operasi Jayawijaya IV bertujuan merebut Holandia dari udara. Akan tetapi,
sebelum operasi Jayawijaya ini di laksanakan, datang perintah dari presiden atau
panglima tertinggi angkatan perang Republik Indonesia untuk menghentikan
tembak menembak pada tanggal 18 Agustus 1962 pukul 09:30 waktu Irian Barat.
Operasi perjuangan Wisnu Murti merupakan operasi terakhir yang dilaksanakan
yakni operasi menghadapi penyerahan Irian Barat kepada RI pada tanggal 1 Mei
1963. Pada hari itu juga komando mandala secara resmi dibubarkan. 33
4 Perundingan dan Penyelesaian
Sengketa Irian Barat
Sengketa antara Indonesia dan Belanda
mengenai masalah Irian Barat yang berlangsung
reminder
selama 12 tahun akhirnya memperoleh pemecahan
Sengketa antara secara damai pada tanggal 15 agustus 1962,
Indonesia dan
Belanda mengenai dengan ditandatangani persetujuan New York
masalah Irian Barat dengan pengawasan langsung dari PBB. Tuntutan
yang berlangsung
selama 12 tahun Indonesia untuk menyatukan wilayah tersebut ke
akhirnya memperoleh dalam kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia
pemecahan secara ternyata dapat dipenuhi oleh Belanda melalui suatu
damai pada tanggal
15 agustus 1962, masa peralihan pemerintahan yang diselenggarakan
dengan ditandatangani oleh pihak ketiga, ialah Badan Pemerintah sementara
persetujuan New York PBB atau UNTEA. 34
dengan pengawasan
langsung dari PBB
32 Cholil. Op.Cit., hh. 30-31
33 Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. h. 446.
34 Amelia Yani, Achmad Yani Tumbal Revolusi, (Jakarta: Galangpress, 2007). h. 131.
Sejarah Nasional Indonesia VI 449