Page 76 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 76
Saya sendiri ketika pertama kali buka usaha sewaktu mahasiswa dulu, saya juga bingung
mau usaha apa. Saya lihat, Sky Mulyono suskes besar buka bimbingan belajar di Jakarta.
Saya pikir, kenapa saya tidak buka bimbingan belajar di Yogya.
Waktu itu, saya belum punya pengalaman bisnis. Pokoknya saya buka saja. Saya
tidak pernah menghitung-hitung, apakah bisnis itu fisible atau tidak. Karena saya yakin,
kalau usaha Sky Mulyono bisa sukses, maka saya pun juga bisa sukses. Pendeknya, saya
memberanikan buka usaha bimbingan belajar itu, baru hitungan bisnisnya menyusul.
Bukan sebaliknya, kita banyak hitungan bisnis, tapi akhirnya usaha tak pernah muncul-
muncul, dan hanya sekedar ide. Akhirnya, saya buka bimbingan belajar Primagama.
Begitu juga, ketika saya buka restoran padang prima Raja, saya juga meniru kesuksesan
restoran Padang Sari Ratu di Jakarta.
Ini beda dengan tradisi sistem pendidikan kita di sekolah. Jadi yang namanya
nyontek dilarang keras. Padahal, menurut saya, orang nyontek itu kreatif. Nyontek dalam
bisnis itu sah-sah saja. Maka Bambang Rahmadi nyontek membuka Mc Donald-nya
lewat franchise bisa sukses. Begitu juga, pengusaha Pizza Hut, Kentuky Fried Chicken,
dan masih banyak usaha lainnya
Usaha mereka, kini jadi besar, juga bukan karena modal besar. Sebaliknya mereka
sukses dari modal kecil. Memang tak sedikit tantangan atau kegagalan yang dialaminya.
Tapi, semuanya dilalui dengan sabar karena mereka ingin meraih sukses dalam usahanya.
Saya yakin, kita pun juga bisa demikian. Kalau orang lain maju usahanya, kita
semestinya harus maju pula. Oleh karena itu menurut saya, “Kita tak usah khawatir
dengan resiko bisnis kalaupun itu muncul. Hadapilah dengan sabar dan penuh percaya
diri. Kita harus yakin pada usaha kita.
Memang benar apa yang pernah dikatakan Peter F. Drucker, bahwa, “Sebenarnya
setiap orang dapat belajar jadi entrepreneur sukses. Sebab untuk jadi entrepreneur tidak
ada yang misterius. “Buktinya coba kalau kita jeli, sebenarnya peluang bisnis di depan
mata kita, yang kita jalakan. Namun, memang akhirnya kembali pada kita, “Beranikah
kita untuk mencoba peluang tersebut?”
Nah Sekarang saatnya beraksi
1……2……3
Buka halaman berikut ini