Page 44 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 44
Sando : “Dundumi cepat, mumpung makarraq duai baca-
bacana! Tapi... eeeh dadolo, mana ini rokoq
annah pambatunna”?
Sitti : “Sando tidak bisa kalau kuminum dulu karena
tidak adami ini uangku tapi kalau saya naik besok
baru saya kasihki syaratnya”.
Sando : “Tapi kamu berutang nah sama saya”.
Sitti : “Iye Sando, mangindrangi tau dolo... terima
kasih namassimangma doloq”.
Tanpa Sitti sadari ternyata si Janda juga ke rumah Sando dan
memiliki maksud dan tujuan yang sama.
Janda : “Sando mauka ini minta bara-barakka untuk
arisanku besok supaya namaku naik”.
Sando : “Oh iye… ini air bara-barakkanya tapi parallui
itu ada pambatunna”! (barakka’ = mantra)
Janda : “Oh iye palakang sando gampang itu…Malai
toma palakang”.
Cile’ : “Eh Sando banyak saja pelanggannya tapi tidak
ada membayar maseke gulung tikar” (merasa
marah dan menatap sinis).
Sando dan asisten meninggalkan tempat.
ADEGAN 3
Keesokan harinya di halaman rumah Janda sebagai tempat
mereka melaksanakan arisan, Sitti adalah peserta arisan pertama
yang datang.
Sitti : “Aduhhh saya kira sudah ada semua ternyata
masih belum ada yang dating, manami ini Janda
belumpi juga keluar dari rumahnya hadehh jam
karet semua”.
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar | 37