Page 64 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 64
Menganalisis Kebahasaan dalam Drama yang
Kegiatan 2 Dibaca atau Disimak
Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk
dialog. Kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya
berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Ada kalimat-
kalimat tidak langsung, ada pula pada bagian prolog dan epilognya.
Fitur-fitur kebahasaan pada drama memang memiliki banyak
kesamaan dengan drama. Drama pun menggunakan kata ganti orang
ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan
banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah
mereka.
Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya
adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-
kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama di atas
bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda.
Adapun kata sapaannya adalah panembahan.
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam
teks drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti
oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan
kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat
seru, suruhan, pertanyaan. Berikut contoh-contohnya.
Oh, ya!
Ampun seribu ampun!
Bagus! Bagus!
Atas dasar kekuatan!
Jangan khawatir.
Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
Sri... Ratu Dara?
Keadaan mereka?
Pada bahasa suku Mandar juga terdapat hal yang sama yaitu:
Oh, iyeq!
Aqdappangana maiqdi!
Macoa towandi!
Pokoqna lambaitau ah?
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar | 57