Page 61 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 61
Penjual ikan : (Naik darah dan marah) “Tuan tidak bisa
semena-menanya menindas kami biadab!!!!
Tidak berperikemanusiaan”!!
Kapten : (Marah). “Kopral… Bunuh dia! Orang ini telah
lancang”!
Kopral : “Melo' matea???? Andung towandatu 'u tega".
(pura-pura menodongkan senjata,) ayo berlutut
minta maaf kemudian kamu diampuni”!
Kapten : “Tembak saja”!!
Kopral : (memutar otak) “Maafkan saja kapten, kan dia
bisa dia jadikan antek-antek kita bagaimana
Kapten??? (penuh harap)
Kapten : “Baik, tetapi serahkan semua yang kamu bawa”!.
Penjual ikan : “Tidak bisa tuan jangan seenaknya, apa tuan pikir
kebebasan dan kemerdekaan hanya milik orang-
orang yang berkuasa seperti tuan,?? Jangan
menghina kemerdekaan”!!
Kapten : “Apa katamu”?? (menodongkan senjata)
Penjual ikan : “Tidak akan kami jual harga diri kami hanya
karena ingin menjadi budak musuh sampai titik
darah penghabisan!!! sekali berarti sesudah itu,
MATI hahahaha (meniru gaya Belanda)”
(Kapten pun menembaknya suasana tiba-tiba hening)
Kapten : “Lihat lihatlah semuanya disini yang melihat aku
telah membunuhnya (mendekati kopral dan
menodongkan senjata di kepalanya) kamu
Kopral jika melawanku kau juga akan kubunuh
hahahahah....”!
(meninggalkan tempat dan penjual ikan yang
sekarat berlumuran darah)
54 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar