Page 59 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 59
Adegan 2
(Nun di suatu dusun)
Rakyat : (monolog) “Entah apa yang akan terjadi pada
kampung kita, kemerdekaan didepan mata tetapi
pertumpahan darah tetap saja terjadi, (sambil
sesekali bergumam dan bernyanyi) Apa gara-
gara balando mo tu u ri'e
Balanda-balanda kara matanna
Mettappiang talinganna
Mekkalanjo purunna hehe.
Semoga saja tak ada yang mendengarnya “.
(tiba-tiba datanglah penjual ikan membubarkan
lamunannya)
Penjual ikan : “Bau bau alli baueee ooh kindo na namaalliro'
bau..”?
Rakyat : “Eh andang bandi muirrannia digena maelong”.
Penjual ikan : “Uirranní, mangapai balanda”?
Rakyat : “Sudah mendekat” !!!! (wajah takut)
Penjual ikan : “Kita harus berjuang”!
Rakyat : “Apa modal kita”?
Penjual ikan : “Ya berjuang dengan segenap Jiwa dan
raga..(membusungkan dada)
Rakyat : “Ah teorimu bagus sekali lebih baik saya
bergabung bersama belanda dan hidupku akan
aman”.
Penjual ikan : “Wahai saudaraku, aku lebih memilih mati
daripada mengkhianati Puang kita, beliau sudah
sangat banyak berkorban untuk rakyatnya.
Rakyat : “Mati..? wah ternyata kamu sudah bosan hidup,
tak ingin menikmati surga dunia rupanya”.
Penjual ikan : “Hidup dan kehidupan adalah penjara maka
dengan matilah kita lepas dari penjara itu
paham???dan menurutku mati melawan
52 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar