Page 104 - 02 Sang Pembebas dari Utara
P. 104
MASA VAKUM
Di masa vakum ini, kekerasan terjadi dalam Kebijakan rasial pemerintah Jepang adalah
berbagai cara, antara lain perampokan, mencoba menggabungkan berbagai
pembunuhan, pemerkosaan, dan sunat kelompok etnik. Berbeda dengan Belanda
paksa. yang justru selalu memakai metode devide
et impera, memecah belah kelompok etnis
Bekasi adalah salah satu contoh daerah agar mereka saling berkelahi sendiri dan
tanah partikelir (milik tuan tanah Tionghoa) tidak muncul rasa nasionalis.
yang mengalami aksi kekerasan yang cukup
hebat. Kekerasan ini dilakukan bukan Kenyataannya, penyatuan etnik ini tidak
oleh tentara Jepang, melainkan pribumi, berhasil. Berbagai tindakan penyatuan
yang menganggap orang Tionghoa melalui organisasi-organisasi yang dibentuk
dekat dengan Belanda. Namun setelah Jepang bukannya menyatukan, tetapi
balatentara Jepang datang, kekerasan itu justru memperkuat identitas rasial masing-
mereda. masing.
Kebijakan Jepang terhadap orang
Tionghoa di Jawa cukup lunak. Yaitu
memberikan prioritas dengan segera
kepada pembangunan kembali bidang 93
ekonomi, dan mengembalikan kehidupan
BUKU 2 | Sang Pembebas dari Utara
sipil yang normal dengan memanfaatkan
keahlian orang Tionghoa.