Page 45 - Menabung_Ebook
P. 45

Penting  untuk  dikemukakan  adalah  bencana  karena  hama  yang  menyerang  lahan
               pertanian.  Sumber  prasasti  memang  tidak  menyebutkan  kasus  seperti  itu,  tetapi
               kemungkinan hal tersebut terjadi sangat besar. Pahatan relief candi Borobudur, misalnya,
               memberikan  informasi  tentang  hadirnya  hama  tikus  di  sawah  yang  padinya  sedang
               menguning. Selain itu, para penjaga dan anjing yang berteduh di bawah dangau di tepian
               sawah tidak melihat kejadian itu. Sepetik pahatan itu menggambarkan bahwa hama tikus
               memiliki peran dalam mengurangi sumber daya pangan.

                   Seluruh  peristiwa  bencana  itu  tentu  memberi  pengaruh  terhadap  perekonomian.
               Strategi  apakah  yang  mungkin  dikembangkan  untuk  mengantisipasi  kemungkinan
               terjadinya musibah semacam itu? Dari sudut ketahanan pangan, cara mengantisipasinya                Menabung Membangun Bangsa
               dapat dilakukan melalui  teknologi pengolahan  dan pengawetan bahan  makanan dan
               penyimpanan hasil panen dalam lumbung. Tradisi mengolah dan mengawetkan bahan
               makanan telah dikenal sejak masa kerajaan Hindu-Buddha. Sumber prasasti Jawa kuno
               dari abad ke-10 menyebutkan berbagai sumber makanan yang bersumber dari tumbuhan
               (nabati), dan dari hewan (hewani).

                   Berdasarkan keterangan dari sumber prasasti dan kakawin serta data arkeologi (relief
               pada  candi)  diketahui  adanya bahan  makanan yang termasuk  kategori pertama,  yaitu
               beras, umbi-umbian (ubi dan talas), cabai, labu, kacang-kacangan, rempah-rempah (jahe,
               jamuju, sirih, kapulaga), buah-buahan (durian, rambutan, manggis, jeruk, kecapi, sukun,
               langsat, jamblang, salak, nangka, jambu bol, wuni, mangga, dan pisang) dan jenis palem
               (kelapa). Di antara bahan pangan nabati di atas yang paling utama adalah beras karena
               bahan itu merupakan sumber makanan pokok masyarakat Jawa Kuna. Hal itu tercermin
               dari  sumber  prasasti  yang  menyebutkan  nasi  (dalam  berbagai  variasi)  sebagai  menu
               utama dalam upacara makan bersama dalam peristiwa penetapan daerah menjadi sima.
               Beras, kecuali dapat diolah sebagai nasi, juga dapat menghasilkan jenis makanan lain, di
               antaranya ketupat, lontong, dan berbagai jenis kue.
                   Minyak  kelapa,  minyak  jarak,  gula, dan bermacam-macam  jenis minuman, baik
               minuman beralkohol maupun tidak beralkohol masih termasuk kategori produksi pangan
               nabati.Khusus  mengenai  jenis  minuman,  sumber  prasasti  dan  kakawin  menyebutkan
               sekitar 15 istilah menyebut minuman beralkohol dan 7 jenis minuman tidak beralkohol.

                   Adapun yang termasukdalam produksi pangan hewani adalah bahan makanan yang
               diolah dari jenis hewan, unggas, dan ikan. Adapun hewan yang di dalam prasasti pernah              35
               disebut sebagai sumber pangan dan dikonsumsi rakyat adalah babi ternak (celeng), babi
               hutan (wok), kerbau (kbo/hadangan), kijang (kidang), kambing (wdus), sapi (sapi) dan kera
               (wrai). Di samping itu, yang masuk kategori unggas adalah bebek (andah), angsa (angsa),
               dan ayam (ayam). Di luar itu dikenal juga kalong(kaluang) dan sejenis burung (alap-alap).
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50