Page 165 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 165
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 154
1966-1978, Mayor Jenderal TNI El Tari. Republik Indonesia, dalam sebuah
Penggunaan kata Pelabuhan Udara pertempuran di Purwakarta, El Tari
selanjutnya diubah menjadi Bandar tertembak. Ia kemudian diselamatkan
Udara sejak tanggal 1 September 1985. oleh Hawu Dima, teman sekampungnya.
Sejak saat itu, bandara tersebut dikenal Untuk menghentikan pendarahan, Hawu
sebagai Bandar Udara Internasional menggunakan daun sirih, dan kemudian
El Tari. Sejak 2018, PT. Angkasa Pura ia menitipkan El Tari kepada penduduk
I selaku pihak yang mengoperasikan setempat.
bandara ini, mulai melakukan perluasan Setelah pulih El Tari kembali
terminal dengan target kapasitas terminal bergabung dengan Batalyon Paradja
hinggal 3 juta penumpang. di Yogyakarta, dan dipercaya sebagai
Kiprah dan Karya Pemikiran El Tari Komandan Kompi (Divisi Sebrang
El Tari dilahirkan pada 18 April 1926 Diponegoro). Ia kembali tertembak
di Sabu, Nusa Tenggara Timur. Ia adalah di Pemalang Selatan. El Tari tetap
Gubernur Nusa Tenggara Timur yang aktif dalam kedinasan militer hingga
mulai bertugas pada 12 Juli 1966 hingga tahun-tahun awal dekade 1950-an.
29 April 1978, menggantikan Gubernur Kontribusi dan perjuangannya dalam
sebelumnya yakni W.J. Lalamentik. ikut mempertahankan kemerdekaan El
Pendidikannya diawali di Hollandsch- Tari mengantarkannya untuk menerima
Inlandsche School (HIS) antara tahun bintang Medali Sewindu Angkatan
1933 - 1940. Kesungguhan El Tari dalam Perang Republik Indonesia.
menuntut ilmu terlihat dari semangatnya. Pada tahun 1951 El Tari mengikuti
Setelah lulus dari HIS, ia kemudian Kursus Teritorial di Bandung dan
melanjutkan pendidikan di Ambacht melanjutkan pendidikan di PPUR dan
School (Sekolah Teknik) hingga tahun Kupaltu, pendidikan setingkat Kursus
1944. Pada tahun itu pula ia melanjutkan Dan Ki hingga tahun 1957. Namun
pendidikan di Sekolah Pelayaran Tinggi pada saat yang bersamaan (1956-
di Tegal. 1957) ia tetap meniti karir militernya
Setelah menyelesaikan pendidikan sebagai Perwira Daerah Militer di Bali.
di Sekolah Pelayaran Tinggi, El Tari Pada tahun berikutnya, El Tari diangkat
bekerja di Jawa Unco Kashia dan KM menjadi Komandan Kompi II Batalyon
RI di Semarang hingga Desember 1945. 712 Resimen 26 Teritorium VII di
Pada awal tahun 1946 El Tari kembali Kupang. Kedisiplinan dan kerja kerasnya
ke Tegal. Bersama teman-temannya, ia membuatnya dipercaya menjadi
membentuk Korps Marinir dan menjadi Komandan Distrik Militer 1608 dan
Komandan Divisi Armada IV. Ia kemudian kemudian menjadi Piterpra Korem 161 di
ditugaskan untuk membantu pemulangan Kupang. Selama menjalani karir militer di
tawanan perang dari Pulau Galang Kupang, El Tari dikenal sebagai seorang
ke Singapura dengan Sekoite Maru. pejabat militer yang dekat dengan
Dalam perjuangan menjaga keutuhan masyarakat Nusa Tenggara Timur.