Page 99 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 99

Thomas M. Mc Kenna, ‘Muslim Rulers   ini tidak lama berlanjut. Bahkan di   hadapan mata dan telah pula dirasakan   ulama sebagai pemegang otoritas
 And Rebels’: Everyday Politics and Armed   Indonesia Pan-Islamisme yang sempat   dalam keprihatinan intelektual.   agama dimasalahkan. Dengan
 Separatism in Southersn Philippines,   dipropagandakan Jerman di masa   Karakteristik yang paling signifikan dari   begini maka legetimasi dari seluruh
 Manila: Anvil Publishing, 1998, berisi   Perang Dunia I—untuk memperkuat   “gelombang” intelektual dan spiritual   struktur kekuasaan traditional pun
 Introduction: Extraordinary and Everyday   posisi sekutunya, Turki–-kecenderungan   ini ialah penterjamahan pengalaman   dipertanyakan pula. Seruan “kembali
 Politics in the Muslim Philippines; The   ini tak lebih dari secercah kerlingan mata   dan observasi politik ke dalam renungan   ke Qur’an dan Hadits” (dengan ijtihad)
 Poklitics of Heritage; People and Territory in   yang segera terlupakan. Namun, yang   dan aktivitas keagamaan. Karena   bukan saja bisa berarti sebagai seruan
 Cotabato; Islamic Rule in Cotabato; European   secercah itu berhasil menumbuhkan   itulah di samping melanjutkan proses   pembebasan dari himpitan tradisi,
 impositions and the Myth of Morohood;   mitos yang kuat tertancap dalam   ortodoksi, yaitu “pemurnian” kehidupan   tetapi adalah pula suatu perumusan
 Amrica’s Moro; Postcolonial Transitions;   benak para perumus politik kolonial.   keagamaan, maka dinamika dari   dari strategi baru untuk menghadapi
 Muslim Separatism and the Bangsamoro   Mitos yang diyakini sebagai kebenaran   ideologisasi Islam, yaitu usaha untuk   dunia dan kebudayaan Barat yang telah
 Rebellion; Regarding the War from Campo   memang bisa juga mempunyai   menjadikan Islam sebagai landasan   tampil dominan dan menyelesaikan
 Muslim; Unarmed Struggle; Muslim   kecenderungan untuk “membenarkan   sistematis dari strategi sosial-politik,   keterbelakangan umat secara kreatif
 Nationalism after Marcos; Resistance and   ramalan” sehingga berbagai politik   merupakan ciri yang menonjol dari   dan sesuai dengan al-Quran. Perdebatan
 Rule in Cotabato.  Islam pun dirumuskan oleh pemerintah   “gelombang” intelektual keislaman   internal antara para ulama, bahkan
 kolonial. Tetapi dengan demikian   ini. Dalam kaitan inilah pemahaman   kadang-kadang mewujudkan dirinya
 kosmopolitanisme Islam yang ortodoks   terhadap ajaran dan hukum Islam   dalam konflik sosial, tidak selamanya
 Gelombang IV: Ketika   makin berhasil merumuskan identitas   serta pengalaman kesejarahan umat   bisa terelakkan, tetapi penentangan
 Modernisme Islam Telah Datang  diri dan hasrat-hasrat normatif kaum   menjadi fokus utama dalam perdebatan   pada dominasi politik dan kultural
 muda dan kaum tua—yang satu “reformis-  intelektual keagamaan. Inilah saatnya   Barat bukan lagi sekadar pantulan dari
 Di awal perkembangannya, wajah   modernis” dan yang lain “traditional”—  ketika tuntutan dibukanya “pintu   keinginan akan kebebasan. Penentangan
 politik dari afinitas ini cenderung   telah terjadi.  ijtihad” diajukan dan kebekuaan   ini telah didasarkan atas pemahaman
 bercorak “pan-Islamis”, hasrat untuk   sistem otoritas tradisional semakin   baru terhadap ajaran agama. Maka
 menciptakan kembali suatu komunitas   Terlepas dari segala claim nonpolitik   dimasalahkan. Maka bisalah dimengerti   ideologisasi Islam pun terjadi seperti
 politik Islam yang bercorak global.   yang ingin ditekankan oleh para   kalau berbagai perilaku dan masalah   dengan begitu saja. Hasrat transformatif
 Betapapun Turki Usmaniyah, yang   ulama reformis, “gelombang” keempat   yang bersifat khilafiah digugat. Dengan   kehidupan keagamaan memang tidak
 sempat di abad ke-16 menggendor   yang mereka rintis sejak semula   mengugat tradisi yang dianggap telah   pernah bisa sekaligus menyelesaikan
 pintu kota Vienna, sudah sejak abad   telah bercorak politik. Benih-benih   membekukan pemikiran keagamaan,   keharusan berlanjutnya integrasi umat.
 ke-19 mendapat julukan”orang sakit   “gelombang” keempat tumbuh dalam   maka sistem otoritas traditional pun
 Eropa”, namun kejatuhannya setelah   situasi kebangkrutan politik dunia   menjadi problematik.  Tumbuh dan bahkan mulai
 Perang Dunia I, terasa menyakitkan juga   Islam. Peristiwa ini bermula ketika   berkembang di zaman kolonial,
 dikalangan ulama yang masih hidup   perbandingan antara “dunia Islam”,   Tetapi dengan seruan “akal” dan   ketika masyarakat pluralistik telah
 dengan mitos kekalifahan. Di Nusantara   yang diyakini sebagai yang hak dengan   “iman” sebagai dua hal yang tak bisa   muncul dan di saat kebudayaan-
 kecenderungan akan kerinduan kalifah   “dunia barat”, telah terhampar di   dipisahkan, maka gugatan terhadap   cetak telah makin menyebar, maka



 86  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   87
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104