Page 94 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 94

pesantren dan semakin meluasnya         maka “gelombang” keempat dalam                              terjemahan kedua sejarawan wanita ini   Identity in Singapore (Suriani Suratman);
            tradisi penulisan berlangsung ketika    sejarah pemikiran Islam di Nusantara                        sebaiknya dipakai sebagai perbandingan.  Chapter 8: Malayness as Mindset: When
            “birokatisasi agama” telah mulai        telah berada di ambang pintu.                                                                      Television Producers Imagine Audiences
            digalakkan. Semua peristiwa pemikiran                                                               Maznah Mohamad dan Syed Muhd           as Malay (Iwan Kwek).
            keagamaan tersebut terjadi ketika       Raja Ali Haji Ibn Ahmad, ‘The Precious                      Khairudin Aljunid bertindak
                                                                                                                sebagai editor dari sebuah buku
                                                    Gift’ (Tuhfat al Nafis)—Annotated
            otoritas keagamaan telah semakin        translation by Virginia Matheson                            yang membayangkan suasana ketika       ‘Indonesia And The Philippines’: Borderland
            dikaitkan pada kekuasaan politik.       & Barbara Watson Andaya. Kuala                              pemikiran baru dalam keislaman mulai   and Forgotten Malays; Chapter 9 Riau: A
            Maka dari sinilah situasi kesenjangan   Lumpur: Oxford University Press, 1982.                      terasakan. Judul buku itu adalah Melayu:   Malay Heartland at the Borders (Jan van
            tercipta. Ketika para ulama dan         Contents: Acknowledgements, Plates,                         The Politics, Poetics and Paradoxes of   der Putten); Chapter 10 Filipino as Malay:
            pesantren semakin berhasil memperluas   Maps, Genealogies,Abbreviations. I.                         Malayness. (Singapore: NUS PRESS, 2011).   Historicizing an Identity (Rommel A.
            lingkaran keberlakuan patokan moral     Introduction (tinjauan selintas tentang                     Introduction: Maznah Mohamad and       Curamming).
            dan hukum keagamaan, ketika itulah      situasi abad ke-18 dan 19–buku ini mulai                    Syed Muhd Khairudin Aljunied.          ‘Across The Nations’: Representing/Rejecting
            sistem kekuasaan yang semakin           dengan pernyataan bahwa ini berkisah                                                               Malayness; Chapter 11 Absent Presence:
            bertumpu pada “kraton” yang telah       tentang hubungan Sultan Johor, wilayah                      ‘Malaysia’: Contending Imaginations    The Malay in Straits Chinese literature
            berada di bawah dominasi asing. Hal     Bugis, dan Sumatra pada akhir abad ke-                      Malayness; Chapter 1: Boundaries of    (Neil Khor Jin Keong); Chapter 12 Melayu
            ini bukan saja menjadikan pesantren     17. “A hundred and and fifty years later,                   Malayness: “We have Made Malaysia:     and Malay—A Study of Appropriate
            dan ulama sekali-sekali bisa tampil     as the Tuhfat was being completed, most                     Now it is Time to (Re)Make the Malays   Behavior (Hendrik M.J.Maier).
            sebagai krtikus yang keras terhadap     thinking Malays would agree that the                        but Who interpret the History?’ (Judith
            situasi sosial yang diciptakan oleh     period after 1699 had seen major changes                    Nagata); Chapter 2: Like a Shady Tree   Buku ini kata editor dalam “preface”
            hubungan kolonial, tetapi juga, dan     in the Malay world”. II. Translator’s note.                 Swept by the Windstorm: Malays in      mereka adalah “ a part of an emerging genre
            lebih penting, semakin peka terhadap    III. Translation. IV. Footnotes. (Pada                      Dissent (Maznah Mohamad); Chapter      of both scholarly and popular literature that
            tarikan kosmopolitanisme kultural       tanggal 23 Desember 1865 penanggalan                        3: Malay Racialism and Sufi Alternative   seeks to examine the ebb and flow of Malay
            Islam—suatu kecenderungan yang          Islam disesuaikan dengan penanggalan                        (Ahmad Fauzi Abdul Hamid); Chapter     identity and the meaning attached to it”.
            di dalam “gelombang kedua” telah        Barat). Keterangan tahun kejadian,                          4: Malays and Orang Asli : Contesting   Buku Peter Riddel, ‘Islam And Malay-
            diperlakukan sebagai sesuatu yang       daerah, nama-nama yang disebut dalam                        Indigeneity (Rusalina Idrus); Chapter 5:   Indonesian World’, dinamika pemikiran
            lumrah dan biasa saja. Afinitas         naskah. Dalam “catatan kaki” ini para                       Gender, Islam and the “Malay Nation” in   awal dari kaum Muslimin di Asia
            antarkeharusan berlanjutnya proses      editor tidak sekadar menjelaskan maksud                     Fatimah Busu’s Salam Maria (Wong Soak   Tenggara diuraikan dalam
            ortodoksi dengan kepekaan terhadap      dari teks tetapi juga membandingkan atau                    Koon)
            situasi pemikiran dan politik dunia     menjelaskan berdasarkan naskah-naskah                       ‘Singapore’: Malays as Minorities and the   Part I : Scriptural and Intellectual
            Islam lain terjalin dengan erat. Afinitas   lain serta keterangan dari para ilmuwan                 Politics of Identities; Chapter 6: Malay   Foundations yang terdiri atas 7 (tujuh)
            ini sekaligus juga merupakan jawaban    yang telah menyelidiki sastra dan sejarah                   Identity in Postcolonial Singapore (Syed   bab, yaitu (1) Introduction—tentang
            terhadap masalah kolonialisme dan       “dunia Melayu”. Dengan kata lain jika                       Muhd Khaurudin Aljunied); Chapter 7:   metodologi, tema dan penulis yang
            keterbelakangan umat. Dengan begini     ingin memahami benar isi Tuhfat an Nafis                    Tudung Girls: Unveiling Muslim Women   dipilih, terminologi dan The Muslim



         82     Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   83
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99