Page 85 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 85
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Pendirian Kerajaan Islam di Nusantara
Perihal asal usul Raden Patah dikisahkan dalam membangun wilayah yang kemudian di kenal dengan
KESULTANAN DEMAK berbagai sumber lokal seperti Serat Kandha, Sadjarah kota Demak sekarang. Dalam perkembangannya,
Banten, dan Hikayat Hasanuddin, dan juga sumber wilayah Demak menjadi tempat yang ramai dan
asing seperti Suma Oriental. Menurut cerita tradisi menjadi pusat kekuasaan baru di pesisir utara Jawa.
Mataram Jawa Timur, raja Demak yang pertama - Dengan restu Raja Majapahit, Raden Patah diangkat
Raden Patah – adalah putra raja Majapahit yang menjadi adipati di Demak. Dengan bantuan dan
terakhir yang dalam legenda bernama Brawijaya. Ibu dukungan para wali, yaitu pemimpin Islam di Jawa
Raden Patah konon seorang putri Cina dari keraton raja masa lalu, Raden Patah diangkat menjadi raja pertama
Majapahit. Waktu hamil, putri itu dihadiahkan kepada Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Raden Patah
anak emasnya yang menjadi Gubernur di Palembang. mempunyai gelar Senopati Jimbun Ngabdurahman
Disitulah Raden Patah lahir (Graaf dan Pigeaud, Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Pada
2001:42). Setelah dewasa, Raden Patah menimba masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan Islam
ilmu agama pada seorang tokoh agama di Gresik Demak meluaskan wilayah dan menjadi pusat siar
yang dikenal dengan nama Sunan Ampel. Setelah Islam masa itu.
selesai menimba ilmu agama, ia kemudian ditugaskan
ke arah barat untuk membuka pemukiman dan
Masjid Agung Demak. Sumber: Direktorat PCBM
Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam sebagai lokasi Keraton Demak masa lalu. Raja kedua
pertama yang berdiri di Pulau Jawa setelah jatuhnya Demak adalah Pati Unus yang memerintah secara
Kerajaan Majapahit. Raja pertama Kesultanan Demak singkat di Demak karena gugur dalam pertempuran.
adalah Raden Patah yang masa pemerintahannya Raja ketiga Demak adalah Sultan Trenggono yang
berlangsung kira-kira dari akhir abad ke-15 hingga berkuasa dan memerintah di Demak cukup lama,
awal abad ke-16 Masehi atau dari tahun 1478 hingga dan berhasil meluaskan wilayah Kesultanan Demak
1518. ke berbagai wilayah di Pulau Jawa. Raja terakhir
Demak adalah Sunan Prawoto, yang berkuasa
Pusat pemerintahan Kesultanan Demak diperkirakan secara singkat karena terjadinya perselisihan di
berlokasi di tengah kota Demak, Jawa Tengah dalam lingkup keturunan keluarga kerajaan dan
sekarang, yakni di sekitar alun-alun kota Demak dan pemberontakan daerah. Sebagai sebuah kerajaan
tidak jauh dari lokasi Masjid Agung Demak sekarang. Islam awal, Kesultanan Demak meninggalkan Mesjid
Hingga kini bangunan Kesultanan Demak sebagai Agung Demak dan makam-makam para penguasa
pusat pemerintahan Kesultanan Demak tidak dijumpai Demak sebagai bukti monumental tentang kehadiran
lagi keberadaannya, selain jejak nama sebuah desa Kesultanan Demak pada masa lalu.
yang bernama Kedaton yang diperkirakan dahulu Makam-makam Sultan Demak. Sumber: Direktorat PCBM
74 75